SOLO,MENARA62.COM – Lailatul Qadar adalah sebuah malam yang digambarkan di dalam Al-Quran sebagai malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Ungkapan tersebut tersurat dalam QS. Al-Qadr:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
Artinya: Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan (3) Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan (4) Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar (5).
Dosen Ilmu Quran dan Tafsir (IQT) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Alfiyatul Azizah, Lc. M.Ud., mengatakan bahwa pada malam Lailatul Qadar, Allah SWT menurunkan malaikat ke bumi pada malam itu. Mengutip pada Imam Al-Qurthubi, turunnya malaikat ini untuk mengamini doa-doa orang yang melantunkan permohonan di hadapan Allah SWT pada malam seribu bulan itu.
“Maka salah satu amal yang ditekankan pada malam ini adalah dengan memperbanyak ibadah dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah berdoa memohon ampunan kepada Allah swt dan bermunajat kepada-Nya,” tutur Alfi, Selasa (25/3/2025).
Ini menjadi penting bahwa keutamaan lailatul qadar adalah dengan memanjatkan doa. Doa malam lailatul qadar yang disunnahkan diriwayatkan oleh Aisyah RA.
قولى اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
“Berdoalah allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbu al afwa fa’fuanni (Ya allah, Engka Maha memberikan maaf dan suka memberikan maaf, karenanyalah maafkanlah aku).
Alfi menyatakan bahwa riwayat di atas menjadi dasar bahwa terdapat sebuah doa yang singkat, padat dan penuh makna yang diajarkan oleh Rasulullah SAW apabila seseorang berada di malam lailatul qadar. Namun, ulama sepakat bahwa doa tersebut bisa dibaca kapan saja, tidak terbatas pada malam tersebut saja.
“Yaitu sebuah doa tulus yang menunjukkan posisi kita sebagai hamba yang lemah, yang mengharapkan ampunan dari Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan,” kata dia.
Dosen FAI UMS itu menyampaikan, karena tingginya derajat dan pentingnya Lailatul Qadar, seringkali umat Islam bertanya tentang kapan terjadinya. Tidak ada satu keterangan pun yang berasal dari Al-Quran dan Sunnah yang menunjukkan detail waktunya.
“Salah satu hikmah dari rahasia penyebutan waktunya ini adalah agar umat Islam tidak terlena dengannya, selalu bersemangat dan konsisten selalu berusaha maksimal ibadah dari awal Ramadan hingga akhir Ramadan,” ungkapnya.
Namun dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibunda Aisyiyah sebagai berikut
1- عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ. [أخرجه البخاري]
Artinya: “Dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: Carilah lailatul qadr pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadan.” [ditahrijkan oleh al-Bukhari, I, Kitab al-Tarawih, hal. 225]
Alfi menyebut, dalil di atas menjadi salah satu dasar pendapat tentang waktu turunnya lailatul Qadar oleh sebagian cendikiawan. Ala kulli hal, waktu turunnya lailatul qadar tidaklah diketahui kecuali oleh Allah SWT, maka kewajiban umat hanyalah berusaha untuk menggapainya dengan usaha yang maksimal dan konsisten.
Malam lailatul qadar yang identik dengan memaksimalkan ibadah menjadi pertanyaan kembali oleh wanita haid namun ingin menggapai kemuliaan dari lailatul qadar. Alfiyatul menyebutkan bahwa amalan bagi wanita haid bisa dengan melakukan amalan-amalan shaleh yang tidak diharamkan.
“Sebagian orang masih menganggap bahwa hanya shalat tarawih dan membaca Al-Quran saja yang mendapatkan kemuliaan lailatul Qadr. Pendapat ini tidaklah benar. Kemuliaan malam lailatul qadr diberikan kepada siapa aja yang melakukan amal sholeh pada malam tersebut, baik itu yang mengharuskan suci atau tidak,” tegasnya.
Amalan lailatul qadar bagi wanita haid dapat dilakukan dengan dzikir, doa atau melakukan amal sholeh apapun, misalnya memasak untuk anggota keluarga, membangunkan sahur, membersihkan rumah, bekerja, taat kepada orang tua, taat kepada suami, dan amal sholeh yang lainnya.
“Semua amal sholeh ini akan dilipatgandakan pahala nya oleh Allah SWT pada malam tersebut. Semoga Allah SWT mempermudah kita semua untuk memaksimalkan amal sholeh di hari-hari terakhir Ramadhan kali ini. Wallahu a’lam,” tutup Alfi. (*).