JAKARTA, MENARA62.COM– Tingkatkan keamanan data-data mahasiswa dan perguruan tinggi, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) jalin kerjasama dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg). Dengan kerjasama tersebut Menristekdikti Mohamad Nasir berharap semua data mahasiswa dan dosen serta perguruan tinggi lebih terlindungi.
“Kita sudah ada sistem pengaman, tetapi belum optimal. Dengan Lemsasneg, kita berharap keamanannya jauh lebih terjamin,” kata Nasir, Jumat (15/9).
Menurutnya Kemenristekdikti memiliki data yang cukup besar yang ada dipangkalan data dikti. Secara elektronik, semua data sudah dilindungi. Tetapi dengan Lemsasneg ini, semua data terlindungi lebih baik dan aman hingga masa depan sehingga kepentingan masyarakat juga terlindungi.
“Data-data yang diamankan ini terkait mahasiswa, kebenaran status dan tingkat kelulusan. Juga mahasiswa dan daftar akreditasi perguruan tinggi,” lanjutnya.
Ke depan, kata Nasir, pihaknya juga akan membentuk sistem verifikasi ijazah online guna memudahkan para pengguna ijazah. Jadi natinya mereka yang berkepentingan dengan ijazah tidak perlu datang ke kampus atau ke Kemenristekdikti untuk legalisir. Para pengguna cukup melihat data di pangkalan data mahasiswa.
Nasir mengingatkan bahwa dunia cyber menuntut kita untuk secara betul mengamankan semua data yang ada. Ini untuk menghindari pencurian data atau pembobolan data seperti yang banyak terjadi belakangan ini..
Sementara itu Kepala LemsanegDr Djoko Setiadi M, Si mengatakan setelah ditandatangani kesepakatan kerjasama dengan Kemenristekdikti, tim tehnis Lemsaneg segera bekerja mengamankan data-data yang ada, jangan sampai bobol.
“Saat sekarang kita sangat rentan terhadap pembobolan data. Kami harus membantu kementerian dan lembaga untuk mengmankan data,” jelasnya.
Diakui hingga kini sekitar 40 persen kementerian/lembaga negara sudah bekerjasama dengan Lemsaneg untuk mengamankan datanya. Ke depan pihaknya akan menyasar lembaga perbankan untuk melakukan hal serupa, mengingat bank memiliki data-data yang rawan dijebol seperti data nasabah, tabungan, dan produk bank lainnya.
“Apalagi saat ini jamannya e-commerce, tentu harus ada sistem pengaman untuk melundungi data nasabah serta transaksi yang ada,” tutupnya.