23.1 C
Jakarta

Anak-anak Ini Fasih Menghapal dan Menceritakan Kisah dalam Al-Quran

Baca Juga:

MALANG, MENARA62.COM –  Setelah dua pekan mengikuti program Tahfidz Quran Tematik (TQT) edisi liburan yang diprakarsai Yayasan Bait Al-Hikmah, Malang, sejak tanggal 18-29 Desember 2016, 24 peserta program bisa menghapal dan memahami Al-Quran. Bagi anak-anak itu, menghafal dan memahami Al-Quran bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan.

Peserta Tahfidz Quran Temarik yang berasal dari berbagai kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah ini, tak hanya mampu menghafal, tapi juga bisa menjelaskan makna dari ayat-ayat yang dihafal tersebut.

Tak heran, tema yang dipilih adalah kisah-kisah dalam al-Quran sehingga menarik minat anak, apalagi jika metode hafalannya sambil bermain dan bercerita. Beberapa kisah yang diangkat yaitu kisah Maryam, Nabi Yunus juga Kisah Penghuni Gua.

Di akhir pertemuan, yaitu pada munaqosyah atau ujian kelulusan di Sengkaling Kuliner, Kamis (29/12/2016), 24 anak itu mempresentasikan hafalannya sekaligus menjelaskan pada orang tua dan masyarakat yang hadir.

“Selain hafalan, metode belajar al-Quran yang kami gunakan memang berorientasi pada pemahaman. Tentu karena sasarannya anak-anak, metode yang kami gunakan lewat pembelajaran yang cepat, mudah dan menyenangkan,” ujar pengasuh program TQT, Laylatul Fithriyah Azzakiyah.

Selain dengan metode mengeja perkata, dijelaskan Laylatul, anak-anak juga diajak menghafal lewat metode bernyanyi dan bercerita. Selain TQT edisi liburan ini, Bait Al-Hikmah juga intens mengadakan program tahfidz tematik edisi reguler di hari-hari biasanya, di mana target utama pesertanya adalah anak-anak. Sekalipun pada momen tertentu, semisal Ramadhan, program ini juga dibuka bagi orang dewasa.

Sementara itu, pembina Yayasan Bait al-Hikmah, Dr Pradana Boy ZTF, dalam sambutannya menyampaikan bahwa program ini merupakan salah program pemantik dari rencana pembangunan Pesantren Laboratorium al-Quran yang bakal direalisasikan dalam waktu dekat.

“Kurikulum yang diterapkan berangkat dari petunjuk-pentunjuk yang telah diisyaratkan di dalam al-Quran,” ujar Pradana yang merupakan dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Prinsipnya, lanjut Pradana, pesantren yang didirikan khusus untuk tingkat sekolah menengah ini, berciri transformatif. “Kami ingin pesantren ini bisa dijangkau oleh semua kalangan, terlebih kalangan tak berpunya, tentu tetap harus berkualitas,” tegas Pradana.

Kompetensi bahasa juga jadi sorotan pesantren ini. Selain bahasa Arab dan Inggris yang biasa diajarkan di pesantren-pesantren konvensional, bahasa Jerman juga bakal jadi program andalan yang wajib dikuasai seluruh peserta didik.

Di sisi lain, ketua pelaksana TQT edisi liburan Maharina Novia Zahro berharap, program semisal TQT ini lebih sering diselenggrakan. “Selain hanya untuk mengisi liburan, program ini bisa diadakan sepanjang tahun. Semoga rencana didirikannya Pesantren Laboratorium al-Quran ini dapat segera terealisasi,” tukas Maharina yang juga alumni TQT kelas Ramadhan ini.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!