27.8 C
Jakarta

Anak Tertular Covid-19? Dokter Siloam Hospitals Palangkaraya Berbagi Tips Penanganannya

Baca Juga:

PALANGKARAYA, MENARA62.COM – Dalam beberapa pekan terakhir ini, jumlah pasien Covid-19 pada anak terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui gejalanya agar dapat segera mencari bantuan medis.

Dokter Agustina, DPPS, Sp.A, dokter spesialis anak dari Siloam Hospitals Palangkaraya, Kalimantan Tengah melalui edukasi webinar menyampaikan, para orang tua tidak perlu khawatir atau panik. Mengenali gejala dan penanganan secara tepat akan lebih baik tanpa perlu diliputi rasa panik dan khawatir

“Adanya gejala seperti banyak tidur dan nafas cepat, terdapat cekungan di dinding dada, saturasi oksigen kurang dari 95%, demam lebih dari 7 hari,  kejang, sulit makan dan minum, dan bila ada penurunan kesadaran, maka segera bawa anak ke rumah sakit,” tutur dokter Agustina melalui Zoom Webinar bertajuk “Apakah Anak Saya Terinfeksi Covid-19? Ketahui Gejala dan Penanganannya”, Kamis (29/7/2021).

MenurutnyarRasa khawatir  para orang tua merupakan hal normal. Apalagi, pada anak usia balita, mereka masih belum bisa mengkomunikasikan apa saja yang mereka rasakan.

“Karenanya, segera mengenali gejala yang timbul sejak awal seperti yang saya sampaikan tadi,  merupakan hal tepat sebelum  memberikan pertolongan lanjutan,” imbuh dr. Agustina.

Dalam kesempatan tersebut dr Agustina menjelaskan beberapa tanda dan gejala Covid-19 pada anak-anak yang perlu dikenali orang tua. Diantaranya adalah demam, sakit kepala, gejala saluran nafas seperti batuk, kehilangan rasa atau bau, sesak nafas, sakit tenggorokan, hidung tersumbat disertai pilek, nyeri otot, bisa juga berupa gejala saluran cerna seperti  mual atau muntah, diare, sakit perut, nafsu makan buruk, terutama pada bayi dibawah 1 tahun.

Ia menjelaskan risiko tinggi anak terpapar Covid-19 terutama tertular dari orangtuanya yang pulang bekerja, tertular dari klaster keluarga, terbatasnya akses deteksi dini, dan anak bermain tanpa protol kesehatan.

“Untuk itu bagi orang tua sebaiknya hindarilah membawa anak keluar rumah, kecuali darurat,” tutur dr. Agustina.

Pada anak terpapar Covid-19, orang tua dapat menerapkan isolasi mandiri dengan syarat yang perlu diperhatikan seperti tidak bergejala/asimtomatik, gejala ringan (batuk, pilek, demam, diare, muntah, ruam-ruam), anak masih aktif, bisa makan dan minum, menerapkan etika batuk, memantau gejala/keluhan, pemeriksaan suhu tubuh 2 kali sehari saat pagi dan malam, dan lingkungan rumah/kamar memiliki ventilasi yang baik.

“Namun perlu diperhatikan dalam penerapan isoman bahwa orang tua dapat tetap mengasuh anak yang positif, disarankan yang beresiko rendah. Jika ada orang tua atau anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi bersama disarankan berikan jarak tidur 2 meter dengan kasur terpisah,” katanya.

Selain itu, dr Agustina mengingatkan agar orang tua tetap berikan dukungan psikologis pada anak.

Selama kegiatan isolasi mandiri, protokol kesehatan tetap dilakukan, yaitu  gunakan masker, jaga jarak, cuci tangan, menerapkan etika batuk, periksa suhu tubuh pada pagi dan malam hari, periksa saturasi oksigen dan frekuensi nadi, pantau laju napas, tetap berikan ASI pada bayi, dan berikan makanan bergizi pada anak.  Siapkan juga beberapa alat dirumah seperti termometer dan oxymeter, obat demam seperti paracetamol, suplemen yang dianjurkan berupa vitamin C, vitamin D3   dan Zinc.

Setelah selesai isolasi, umumnya gejala akan hilang dalam 14 hari. Namun dianjurkan melakukan pemeriksaan swab ulang 10-14 hari setelah swab pertama positif. Bila tidak bisa melakukan pemeriksaan swab, maka disarankan isolasi selama 10 hari + 3 hari setelah bebas gejala. Pada penderita dengan gejala berat atau pasien kronik, umumnya masa menular lebih panjang, sehingga dokter yang akan menentukan kapan selesai isolasi.

Vaksin pada Anak

Lebih lanjut dr Agustina mengatakan vaksinasi masih menjadi salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh para orang tua untuk menghindari paparan Covid-19 pada anak. Uji klinis Covid-19 masih dibatasi umur 18-59 tahun, yang merupakan kelompok usia terbanyak yang terpapar Covid-19. Pengembangan vaksin untuk anak-anak masih direncanakan, rekomendasi terbaru untuk vaksin COVID-19 saat ini bisa diberikan pada anak mulai usia 12-18 tahun.

“Jadi bagi orang tua agar anak aman dari Covid-19 maka perlu mengenali gejala pada anak, segera bawa ke faskes untuk mendapatkan diagnosa dan perawatan yang tepat, jangan membawa bayi dan anak keluar rumah. Serta berikan asupan gizi yang seimbang untuk mendukung daya tahan tubuh si kecil,” pungkas dr. Agustina.

Berdasarkan data dari IDAI 1 dari 8 kasus Covid-19 adalah anak-anak dengan 3-5% diantaranya meninggal dunia dan 50%nya kasus meninggal adalah balita.

Adapun Data yang didapat dari Kemenkes dan WHO, pada 20 Juni 2021 yang terkonfirmasi positif sebanyak 12,5% dari kasus positif nasional, dengan 1,8% meninggal dari total kematian Nasional. Sementara WHO menyebutkan secara global terkonfirmasi positif 13,3% dari kasus positif global dengan 0,3% meninggal dari total kematian global.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!