33.1 C
Jakarta

Anggota DPD & MPR RI, H. Gusti Farid Hasan Aman, Sosialisasi Empat Pilar dengan Menyasar Milenial di Kalsel

Baca Juga:

Kertak Hanyar – Anggota MPR RI dari Daerah Pemilihan Kalimantan Selatan, H. Gusti Farid Hasan Aman, melaksanakan kegiatan Dengar Pendapat dengan Masyarakat dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang diselenggarakan di Aula Masjid Jami Al Yakin, Desa Belayung Baru, Kecamatan Kertak Hanyar, Kalimantan Selatan, pada 22 April 2025.

Kegiatan ini dihadiri oleh warga dan tokoh masyarakat Desa Belayung Baru. Dalam diskusi yang berlangsung, sejumlah peserta menyampaikan pandangan mereka terkait pentingnya sosialisasi nilai-nilai kebangsaan kepada seluruh lapisan masyarakat. Salah satu peserta menyatakan, “Acara sosialisasi empat pilar tentang nilai-nilai dasar kita bernegara dan berbangsa perlu terus disosialisasikan agar tertanam kuat dalam kesadaran masyarakat.”

Peserta lainnya menegaskan pentingnya Pancasila sebagai dasar pemersatu bangsa. “Kekuatan bangsa Indonesia adalah Pancasila. Pancasila lah yang bisa menyatukan ratusan suku, dan berbagai agama menjadi satu bangsa. Makanya, Pancasila harus terus dijaga dan diajarkan dengan baik,” ungkap seorang warga.

Ada pula kekhawatiran terhadap generasi muda yang belum sepenuhnya memahami pentingnya Pancasila dalam kehidupan. “Menurut saya Pancasila perlu diajarkan juga kepada kelompok milenial dan di bawahnya sebab merekalah masa depan bangsa ini,” ujar peserta lain. Di sisi lain, media sosial turut menjadi sorotan. “Media sosial saat ini bisa menjadi ancaman atas persatuan bangsa. Sebab mereka saling mencaci maki dan menyebar hoaks.”

Beberapa warga juga menyampaikan kritik terhadap minimnya keteladanan di kalangan elit politik. “Masalah kita di bangsa ini juga karena kurangnya keteladanan. Elit politik kadang tidak memperlihatkan contoh yang baik kepada masyarakat luas,” tegas salah seorang tokoh masyarakat.

Menanggapi hal ini, H. Gusti Farid Hasan Aman menekankan pentingnya peran teladan dari para pemimpin. Ia mengatakan, “Keteladanan merupakan hal terpenting, bukan hanya dalam konteks berbangsa dan bernegara, tapi dalam kehidupan kecil, seperti keluarga juga sangat penting adanya keteladanan. Olehnya itu, pemimpin perlu untuk menjadi contoh atas berbagai nilai-nilai mulia yang ada dalam 4 pilar tersebut. Kita harus sama-sama berusaha saling menghargai perbedaan, senantiasa bermusyawarah, menghargai keyakinan masing-masing, dan berbagai nilai-nilai positif lainnya. Komunikasi yang baik di antara elit juga penting agar menjadi contoh bagi masyarakat luas, demikian juga terkait pentingnya integritas, profesionalisme, dan lainnya.”

Ia juga menekankan bahwa Pancasila harus dijadikan pedoman hidup oleh seluruh rakyat Indonesia. “Pancasila penting dijadikan cara hidup (way of life) seluruh anak bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ada banyak nilai yang terkandung dalam Pancasila, seperti menghormati perbedaan, rela berkorban, pantang menyerah, gotong royong, patriotisme, persatuan, nasionalisme, harga diri, dan lainnya. Dengan Pancasila, ratusan suku dan banyak agama bisa bersatu dalam satu negara yang bernama Indonesia.”

Gusti Farid menaruh perhatian besar terhadap generasi muda. “Kami setuju bahwa Pancasila sangat perlu disosialisasikan kepada setiap generasi, tidak terkecuali generasi milenial. Generasi milenial atau generasi Y yang saat ini berumur antara 18–36 tahun, termasuk generasi alpa merupakan aset bangsa. Sekarang dan di masa depan, generasi ini akan mengisi segala ruang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Saat ini kita menuju fase bonus demografi, maka generasi muda saat ini harus mampu menjadi generasi produktif yang memiliki visi kebangsaan yang kuat.”

Ia juga mengingatkan pentingnya literasi etika digital dan menjaga ruang siber dari ujaran kebencian. “Media sosial adalah wadah untuk bersilaturahmi dan menyebarkan informasi, sehingga jika dimanfaatkan untuk menyebar kebencian tentu sangat melanggar etika media sosial. Kita sangat menyayangkan oknum yang menyebarkan kebencian berbau SARA dalam bentuk apa pun sebab itu mengingkari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila juga semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Kami terus mendorong pemerintah dan pihak terkait agar melakukan sosialisasi dan edukasi terkait etika di media sosial kepada masyarakat, juga ketegasan terhadap mereka yang melakukan pelanggaran.”

Mengakhiri kegiatannya, Gusti Farid menyampaikan harapannya agar semangat empat pilar terus ditanamkan kepada masyarakat luas. “Itulah sebabnya kami terus melakukan sosialisasi 4 pilar kebangsaan ini: Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Kami berharap dengan adanya kegiatan seperti ini, maka dapat meneguhkan lagi semangat pendiri bangsa kita. Tantangan disintegrasi saat ini semakin kompleks dengan adanya teknologi informasi, termasuk media sosial yang semakin canggih.”

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menginspirasi penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!