BANTUL, MENARA62.COM – Anggota MPR RI dari Dapil DIY , Ir H Ibnu Mahmud Bilalluddin kembali menggelar kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara pada Sabtu (25/3/2023). Kegiatan yang berlangsung di aula Balai Kalurahan Wijirejo tersebut diikuti oleh 150 orang di wilayah Kabupaten Bantul DIY.
Nampak Hadir Lurah Wijirejo Wisnu Riyanto, Damba Aktivis Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bantul, Atmaji Anggota DPRD DIY serta Sadji anggota Komisi C Kabupaten Bantul.Hadir sebagai pembicara Arba Riksawan Qomaru, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bantul yang membawakan materi tentang Pancasila Sebagai Ideologi .
Dalam paparannya Arba menjelaskan ideologi adalah kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup.
“Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Was Syahadah yang dicanangkan oleh persyarikatan Muhammadiyah adalah negara kesepakatan dan persaksian yang menjadi sebuah komitmen kesepakatan bersama untuk kemaslahatan. Pancasila sebagai Darul Ahdi berarti negeri yang bersepakat pada kemasalahatan, artinya Darul Ahdi juga dapat dimaknai sebagai Darussalam yang berarti negeri yang penuh dengan kedamaian,” katanya.
Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah, berangkat dari tiga latar belakang utama yakni adanya golongan-terutama masyarakat muslim yang masih mempersoalkan relasi antara Islam dengan negara yang berdasarkan Pancasila, adanya realitas bahwa sebagai bangsa ini secara ideologis belum merumuskan dengan sangat eksplisit dan membuat satu penjelasan akademik mengenai negara Pancasila itu dan danya ancaman dari kelompok Islam yang lain yang dianggap sebagai ancaman terhadap negara Pancasila.
“Darul Ahdi Wa Syahadah, sebagai titik temu antara keislaman dan kehidupan berbangsa. Agama Islam harus menjadi ruh spiritual dalam kehidupan bernegara,” jelasnya.
Namun kata Arba, juga tidak menafikkan jika dalam berbangsa Indonesia mendapati sebuah kenyataan “Bhineka Tunggal Ika”. “Sekali lagi, dengan adanya pemahaman Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah, telah berhasil membangun watak anak bangsa sebagai seorang muslim sekaligus sebagai penduduk tanah air,” tegasnya.
Ibnu Mahmud Bilaluddin dalam kesempatan tersebut menceritakan ketika di masa mudanya pernah bertemu langsung dengan pelaku sejarah sehingga mendapatkan cerita langsung dari pelaku sejarah seperti komandan Karawang Bekasi Kyai Nur Ali yang menceritakan perjuanggannya merebut kemerdekaan.
Namun dikarenakan faktor usia tentu generasi muda tidak bisa bertemu langsung dengan pelaku sejarah seperti itu. Meski demikian semangat perjuangan itu bisa terus dikobarkan salah satunya dengan adanya sosialisasi empat pilar semacam ini.
“Hal inilah yang membuat sangat dibutuhkan cara dan upaya seperti acara sosialisasi 4 pilar dengan dikemas dengan kegiatan berupa buku dan diskusi , untuk mengingatkan bahwa bangsa dan negara ini didirikan cucuran air mata , keringat, darah dan nyawa,” katanya.
Lebih lanjut Ibnu mengingatkan generasi muda akan menjadi generasi asejarah jika tidak mengetahui sejarah bangsa dan akan dengan mudah sekali dimasuki unsur-unsur asing dan mudah dipecah belah.