JAKARTA, MENARA62.COM– Dalam rangka ulangtahun ke-62 Konferensi Asia Afrika (KAA), Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) gelar pameran arsip KAA. Tercatat ada 1.778 lembar arsip, 37 berkas, 565 foto dan 7 film yang bisa disaksikan oleh masyarakat luas.
“Ribuan arsip tersebut adalah catatan bersejarah bagaimana Konferensi Asia Afrika yang pertama kali digelar yang kemudian melahirkan Dasa Sila Bandung,” jelas Kepala ANRI Mustari Irawan saat membuka pameran KAA di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (18/04/2017). Pameran KAA akan berlangsung hingga 24 April 2017.
Menurut Mustari, KAA adalah cikal bakal gerakan non blok. Sejumlah negara yang terlibat dalam KAA saat ini memiliki persoalan dalam negeri terutama terkait kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.
Dengan KAA, maka negara-negara peserta sepakat memperjuangkan kemerdekaan, kebebasan dan kerjasama.
“KAA juga sekaligus membuka mata dunia tentang arti keberagaman di Indonesia. Dengan jumlah suku, bahasa dan agama yang beragam Indonesia berhasil menyatu dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika,” lanjut Irawan.
Arsip-arsip KAA yang menjadi khasanah arsip ANRI saat ini telah diakui oleh UNESCO sebagai memori ofworld, resmi menjadi salah satu warisan dunia.
Sementara itu Abdul Madjid dari Aljazair mengatakan menyaksikan dokumen KAA 62 tahun yang lalu adalah ibarat mimpi yang teralisasi. Itu adalah momen dimana Indonesia menjadi negara yang sangat mendukung kemerdekaan Aljazair.
“Pada momen KAA itulah kami menyuarakan keinginan bangsa kami untuk merdeka, lepas dari penjajahan. Dan Indonesia ada selalu bersama kami. Tentu ini amat menyenangkan dimana kita bisa bertemu disaat sekarang untuk mengenang masa lalu. Bandung adalah kota dimana dunia mendengarkan tangisan bangsa Aljazair untuk pertamakalinya,” jelasnya.