Saat ini saya berada di DFO Homubush, salah satu kawasan perbelanjaan terbesar di Sydney Australia. Saya bersama keluarga datang dari Wollongong ke sini dengan jarak hampir 100 km dengan naik kereta api. Ongkos hari Ahad hanya $2,5 sedangkan hari biasa ongkosnya adalah $8,00 atau sekitar delapan puluh ribu Rupiah. Sudah menjadi kebijakan pemerintah Australia menurunkan ongkos transportasi setiap hari libur.
Selain keluarga kami, terdapat pula teman-teman pelajar Indonesia yang ikut ke sini. Janjian rekreasi bersama. Hanya saja berangkatnya tidak bersamaan, karena urusan keluarga dan anak-anak yang masing-masing punya dinamika. Sesampai di sini pun, banyak orang Indonesia yang belanja. Baik pelajar, pekerja, maupun turis yang sengaja rekreasi ke Benua Kanguru ini.
Perjalanan ke sini dengan menggunakan kereta api dua kali. Dari stasiun Wollongong ke stasiun Redfen, ganti kereta lagi ke stasiun Strathfield. Kemudian naik bus ke bus stop di depan Homebush. Walaupun ganti kendaraan dari kereta menjadi bus, ongkosnya tetap, $2,5 tak bertambah. Bahkan seharian di sini naik apa saja, masih dengan ongkos itu. Nanti pulang baru ditagih lagi $2,5 melalui kartu yang disebut kartu opal. Tidak ada pembayaran tunai di sini.
Hilang
Tadi putriku kehilangan kartu opalnya. Sempat juga bingung. Setelah dilapor secara online, kemudian kartunya diblokir otomatis. Sisa uangnya di dalam kartu masih ada sekitar seratus ribu Rupiah. Ketika naik bus, kami lapor ke pak sopir, bahwa dia kehilangan kartu, katanya tak apa, naik saja.
Sebagai pusat perbelanjaan terbesar, di sini menawarkan barang dengan potongan hingga 50 %. Australia adalah negara yang cukup jujur. Tidak boleh ada curang di sini, meski potensi curang tetap ada. Tapi jika ketahuan, maka akan didenda. Dendanya pun cukup besar. Jika memberi diskon misalnya 50%, maka harganya adalah harga resmi. Tidak boleh dinaikkan terlebih dahulu. Seperti kemarin dulu, kami beli laptop harga sebelumnya hampir $500, setelah diskon menjadi $250. Setelah selesai masa diskon, harga akan naik lagi seperti semula. Pokoknya tidak boleh curang. Hari ini memang hari hari diskon, sehingga memang ramai dikunjungi warga dan turis untuk belanja.
Ada satu hal yang unik ketika belanja di sini. Saya perhatikan di beberapa toko, banyak calon pembeli yang antri di pintu masuk. Bukan antri mau membayar. Tapi antri mau masuk toko. Biasanya antri adalah masuk ke dalam bus, ke toilet atau mengambil makanan. Itu sudah biasa. Tapi antri mau masuk toko untuk berbelanja, itu satu yang unik.
Setelah saya cari informasi, bahwa calon pembeli memang sengaja harus antri dan dijaga khusus oleh seorang petugas toko. Seorang calon pembeli baru bisa masuk, setelah ada orang yang keluar. Kenapa? Untuk memberi kenyamanan kepada pembeli lainnya. Jangan sampai ketika berbelanja, dengan penuh kesesakan dalam toko sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pembeli tidak nyaman memilih barang atau bisa jadi nanti barang dagangan berantakan tersenggol sehingga tidak beraturan.
Penulis: Haidir Fitra Siagian, Sydney, Ahad (1/12/2019) ba’da duhur