SOLO, MENARA62.COM – Sebanyak 113 siswa kelas 3C dan 3D antusias belajar bilangan pecahan di emperan sekolah penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta dengan protokol Kesehatan Covid-19 secara ketat, Rabu (5/1/2021).
Guru Pedalangan Sekolah Muhammadiyah yang sabet juara 1 Pembelajaran Kreatif Inovatif dalam perlombaan Olympicad VII mengingatkan pesan Khittah KH Ahmad Dahlan bagi seorang pendidik di era industry 4.0 menuju era society 5.0.
“Tidak menduakan Muhammadiyah dengan organisasi lain. Tidak dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati jika dicela dan dikritik. Tidak sombong dan tidak berbesar hati jika menerima pujian. Tidak jubria (ujub, kibir, -takabur- dan ria). Mengorbankan harta benda, pikiran, dan tenaga dengan hati ikhlas dan murni. Bersungguh hati terhadap pendirian,” ungkap Agung, dalam kegiatan pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas di hari ketiga.
Dia mencontohkan, guru-guru yang mengajar dengan sepenuh hati dan dilengkapi dengan keterampilan mengajar secara professional akan mengajar dengan paradigma baru, sebut saja pembelajaran Tema 5 Subtema 2 Pembelajaran 6 tentang Pecahan dengan konsep menghamba kepada anak.
Pendidikan yang menghamba pada anak juga dikenal dalam pembelajaran dalam istilah pembelajaran berbasis Student Centered Learning (SCL). Siswa belajar dari apa yang dilakukan bukan dari apa yang disampaikan guru.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik atau anak merupakan sistem pembelajaran yang menunjukkan dominasi peserta didik selama kegiatan pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing dan pemimpin.
“Pembelajaran berpusat pada anak dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanakan kegiatan pembelajaran berpusat kepada anak,” ujarnya.
Pendidikan Muhammadiyah unggul kompetitif berkemajuan harus senantiasa update untuk bisa tetap bertahan di atas segala perubahan zaman. Sehingga, layanan pendidikannya tetap dilirik oleh masyarakat karena kemampuannya berdialog dengan zaman, kemampuannya menjawab tantangan, kebutuhan masyarakat serta kesiapannya dalam bersaing dengan pendidikan umum/global.
Sementara, Kepala Sekolah Hj Sri Sayekti, melalui Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Jatmiko mengatakan, siap mengakselarasi paradigma baru. Alasannya, memiliki pendidik S2 6 orang, S1 sebanyak 41 dengan memperkuat smart school.
“Adanya M1smart atau e-money memudahkan siswa maupun guru meminjam buku di perpustakaan dan berbagai transaksi,” terangnya.