Buya Anwar Abbar yang saat ini menjabat sebagai Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan dukungannya atas ide untuk mengganti nama Provinsi Sumatera Barat menjadi Minangkabau.
“Saya sangat setuju sekali dangan gagasan untuk mengganti nama propinsi Sumatera Barat dengan nama propinsi Minangkabau,” ujarnya di Jakarta, Jumat (25/9/2020)
Menurutnya, nama Minangkabau selain mencerminkan salah satu suku yang ada di negeri ini, nama tersebut juga sangat sarat dengan nilai-nilai sejarah dan nilai luhur yang perlu digali dan wariskan kepada anak cucu dan generasi berikutnya.
“Orang Minang, seperti kita ketahui telah banyak berkontribusi terhadap kemerdekaan negeri ini dan juga di dalam mengisi dan memajukan negeri ini,” ujarnya.
Mereka itu, menurut Buya Anwar Abbas, tampil dipentas nasional jelas karena didorong dan atau tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan budayanya yang sangat progresif dan terbuka. Peran orang Minang di negeri ini, dalam berbagai bidang jelas tidak bisa diremehkan dan atau dilihat dengan sebelah mata.
Apalagi dalam bidang politik misalnya, budaya Minangkabau yang sangat egaliter itu jelas sangat cocok dan akan sangat bermakna positif sekali, dalam upaya untuk membangun dan mengembangkan budaya demokrasi di negeri ini.
“Oleh karena itu, saya sangat menginginkan orang Minang untuk supaya kembali berserius-serius memperdalam pemahaman dan penghayatannya terhadap keminangkabauan agar putera puteri Minang dengan budayanya yang khas tersebut, akan bisa tampil dan memperkaya khazanah budaya bangsa,” ujarnya.
Apalagi kalau dilihat dalam bidang hukum misalnya, menurut Buya Anwar Abbas, di Minangkabau itu antara hukum adat dan hukum positif dengan agama benar-benar berjalin berkelindan. Jadi kalau di dalam pasal 29 ayat 1 UUD 1945 dikatakan, bahwa negara berdasar kepada Ketuhanan yang Maha Esa, maka jauh sebelum Indonesia ini merdeka, masyarakat Minangkabau sudah menerapkannya.
“Dimana adat bersendi syara’, syara’ bersendi kitabullah. Jadi kalau nama propinsi Sumbar diganti dengan nama propinsi Minangkabau, perhatian orang Sumbar hari ini baik yang ada di kampung maupun yang ada di perantauan, baik di dalam maupun di luar negeri, tentu diharapkan akan bisa lebih serius lagi di dalam mengembangkan dan memperkuat jati dirinya sebagai orang Minangkabau,” ujarnya.
Ini semua, menurut Buya Anwar Abbas, tentu dalam rangka memperkaya budaya bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika. “Ini penting sebagai kontribusi untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa yang sama-sama kita cintai ini,” ujar Buya Anwar Abbar yang juga duduk sebagai Pimpinan Pusat Muhamamdiyah dan putera Minangkabau yang berasal dari Balai Mansiro Dangung-Dangung, Kabupaten Limapuluh Kota.