MAKASSAR, MENARA62.COM – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas, membuka musyawarah pimpinan wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan (Sulsel) di Gedung Diklat LPMP Sulsel, Kota Makassar, Jum’at (12/5/2017) malam.
Ratusan peserta dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se Sulsel, Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah, Pimpinan Majelis dan Lembaga PWM Sulsel, dan Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se Sulsel mengikuti pembukaan tersebut, seperti dilansir Muhammadiyah.or.id.
“Makassar ini jadi sejarah bagi saya dan Muhammadiyah, saya hampir jadi peraih suara terbanyak yang tak siap jadi ketua, namun itu hanya di Tanwir untung bukan di Muktamar,” ujarnya.
Ia melanjutkan, mengapa dirinya menyebut Makassar bersejarah, karena melalui Muktamar 47 pula, dirumuskan pilar ketiga Muhammadiyah yaitu Ekonomi dan Bisnis, dimana sebelumnya Muhammadiyah hanya dilekatkan dengan pilar pendidikan dan kesehatan.
Muhammadiyah, kata Anwar, harus dan tengah berupaya membangun perhatian pada soal ekonomi dan kewirausahaan. Menurutnya, disaat sekarang bila ingin menjadi penentu di negeri ini, maka hal yang harus dilakukan adalah menguasai sektor ekonomi.
“Jika bercita-cita ingin Islam menguasai negeri ini dan jadi penentu, kuncinya kuasai sektor ekonomi. Umat Islam sangat tertinggal untuk hal ini,” ujarnya.
Anwar yang juga Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini pun menunjukkan fakta, dari 10 orang terkaya di Indonesia, hanya dua dari orang Muslim. Ia menyebut Chairul Tanjung diurutan 5 dan Aburizal Bakrie diurutan 8.”Ini harus jadi perhatian bersama, umat harus bangkit secara ekonomi dan aset karena penguasaan sumber daya material adalah kuncinya,” paparnya.
Sementara Ketua PWM Sulsel Prof Dr Ambo Asse mengemukakan, agenda musyawarah pimpinan wilayah sebagai evaluasi 15 bulan kepemimpinannya. “Perlu evaluasi supaya ada ukuran antara yang sudah dilaksanakan dan yang akan dilakukan, dari situ kita dapat merumuskan program prioritas disisa periode,” terang Ambo.
Adapun tema musyawarah pimpinan wilayah ini, kata Ambo, turunan dari tema Tanwir Muhammadiyah di Ambon, yaitu Kedaulatan dan Keadilan Sosial untuk Indonesia Berkemajuan.”Negara ini butuh kedaulatan untuk menangani kesenjangan sosial,” jelasnya.