29.2 C
Jakarta

Aplikasi OLIN, Bantu Pengusaha Kelola Bisnis Apotek Berbasis Digital

Baca Juga:

 JAKARTA, MENARA62.COM – Mudahkan operasional bisnis apotek, PT. Digital Pharma Andalan Indonesia luncurkan aplikasi OLIN di Jakarta pada Selasa (6/6/2023). Ini adalah aplikasi yang berisikan fitur-fitur yang dibutuhkan dalam pengelolaan apotek, yang akan memudahkan pengusaha untuk mengelola bisnisnya.

Januarto, Direktur PT. Digital Pharma Andalan Indonesia menjelaskan aplikasi ini siapkan sejak setahun lalu. Berbagai persoalan yang banyak dijumpai pada bisnis apotek dipelajari dan ditelaah dengan baik. “Inilah kami siapkan solusi bagi para pemilik bisnis apotek. Aplikasi OLIN dirancang dengan tampilan antarmuka atau interface intuitif dan ramah pengguna,” kata Januarto.

Selain memuat fitur yang dibutuhkan dalam pengelolaan apotek, aplikasi ini juga menawarkan keuntungan kemudahan dalam pengelolaan apotek secara digital dari awal hingga akhir (end-to-end). Aplikasi ini sekaligus menyediakan kebutuhan pembelian produk dari distributor, penjualan kepada pelanggan, baik melalui saluran online maupun offline, pengelolaan tingkat persediaan (stok) secara efisien, sampai kepada proses laporan, dan evaluasi.

Januar memastikan bahwa aplikasi OLIN mampu memenuhi ketersediaan barang (obat). Sebab, OLIN telah bekerja sama dengan PT. Millenium Pharmacon International, TBK yang merupakan distributor farmasi resmi terkemuka yang telah berdiri sejak tahun 1952 dan telah memiliki 33 cabang di seluruh Indonesia

OLIN juga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing apotek, seperti menggunakan sistem infrastruktur yang telah dimiliki sebelumnya tanpa perlu mengubah sistem dan infrastruktur apapun,” lanjut Januar.

Karena itulah dengan segera bergabung pada #CepatpakaiOLIN, pengusaha apotek akan lebih mudah mengelola bisnisnya. OLIN mengatasi problem yang kerap dialami di apotek. Teknologi digital akan membantu pengelolaan apotek sehingga menghemat waktu, mengurangi kesalahan input, meminimalkan risiko stok mati dan situasi kehabisan stok.

“Hal ini selaras dengan misi OLIN yakni menciptakan layanan kesehatan yang lebih baik dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional apotek, yang bermanfaat bagi semua pihak terkait, termasuk pasien,” tegasnya.

Saat ini sudah ada 7 apotek yang dalam proses untuk bergabung pada aplikasi OLIN. Targetnya hingga akhir 2023 ini akan ada 3000 apotek bergabung pada aplikasi OLIN.

Sementara itu Pengurus Gabungan Pengusaha Farmasi (GP Farmasi) Indonesia – DKI Jakarta Teddy Iman Soewahjo mengatakan kehadiran aplikasi OLIN merupakan bagian dari adaptasi bisnis farmasi terutama apotek terhadap kemajuan teknologi digital sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat akan gaya hidup serba digital. “Apotek tentu saja harus menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi digital yang amat pesat ini,” kata Teddy.

Teddy mengakui bahwa pengelolaan bisnis apotek bukanlah perkara yang mudah. Bisnis ini merupakan jenis bisnis yang high regulation (banyak sekali aturan) mulai dari cara pembuatan obat, cara penyimpanan, cara distribusi dan lainnya. Namun digitalisasi dinilai bisa mengatasi berbagai persoalan bisnis apotek tersebut.

Apalagi kini, permintaan akan obat-obatan dan alat kesehatan secara digital makin digemari. Publik lebih senang melakukan pemesanan kebutuhan mereka melalui telepon pintar (smartphone).

Pada kesempatan yang sama, Willy Jong yang juga Pengurus GP Farmasi Indonesia– DKI Jakarta mengatakan untuk memulai bisnis apotek, setiap pengusaha apotek akan dihadapi sejumlah tantangan mulai dari permodalan, proses perijinan, pengadaan barang, pengelolaan operasional dan pemasaran ataupun promosi dari apotek itu sendiri termasuk pencatatan stok barang.

Karena itu ia berharap pengusaha apotek dapat memanfaatkan aplikasi OLIN ini untuk memudahkan operasional bisnis mereka. “Saya yakin aplikasi ini akan memberikan keuntungan bagi pengusaha apotek,” tutupnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!