31 C
Jakarta

Apple

Baca Juga:

Apple, sebagai brand tentu tidak diragukan lagi kehandalannya. Di Indonesia, Apple berkenalan dengan produk Iphone, Ipad, MacBook, MacBook Air, MacBook Pro, iMac,  iMac Pro dan Mac, serta Mac Mini.

Itu baru produknya. Mulai tahun lalu, Apple mengincar brain kalangan muda Indonesia. Mereka hadir dengan Apple Developer Academy. Mereka yang ikut, hari ini, Selasa (12/3/2019), diwisuda.

Apple Developer Academy angkatan pertama lahirkan 200 talent bidang digital. Mereka mengikuti program pendidikan selama sepuluh bulan. Dan yang luar biasa, dari 200 lulusan tersebut, setidaknya 30 aplikasi telah diciptakan untuk aplikasi Apple saat ini. Dari jumlah 30 aplikasi itu, lima aplikasi sudah bisa diunduh di appstore.

Waow, luar biasa bukan. Tidak heran jika saat wisuda itu, Apple’s Vice President of Environment, Policy and Social Initiatives, Lisa Jackson juga hadir. Tak ketinggalan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulayani, Menkominfo Rudiantara juga hadir.

Kalau Lisa hadir dan memuji, sudah selayaknya. Apalagi dia mengaku, sangat menghargai para calon siswa dan lulusannya. Karena Lisa menganggap, talent digital Apple Developer Academy inilah para investor sesungguhnya.

“Dari awal, saya selalu lacak anda. Saya cari tahu apa yang sudah anda ciptakan, rancang sendiri. Kapan anda akan lulus, saya dari awal sudah tidak sabar untuk datang,” ujar Lisa yang mengungkapkan akan melakukan program yang sama di Surabaya.

Langkah luar biasa, tipikal pengusaha yang mencari peluang dan menangkap brain-brain muda Indonesia.

Founder Universitas Bina Nusantara, Stephen Wahyudi Santoso mengatakan, angkatan pertama Apple Developer Academy yang lulus hari ini berjumlah 265 orang.

Menurutnya, kerja sama perguruan tinggi swasta dengan Apple Developer Academy ini masih terus berlanjut melahirkan talent-talent berbakat di bidang digital.

“Kalau tahun lalu yang mendaftar sekitar 985 pemohon, tahun ini ada sekitar 3000 pemohon dan sudah tersaring 200 orang. Kita akan mulai pembelajarannya pada April ini,” ucap Stephen di Lot 9 Green Office Park, BSD, Tangerang.

Namun seperti tergagap, Menperin menyeebut Indonesia butuh 17 juta pekerja ekonomi digital hingga tahun 2030.

Trus piye, pak Menteri? Apa rencana anda menghadapi ini?

Kepala Antara, Airlangga mengatakan, sebanyak 4 persen akan bekerja di sektor manufaktur dan sisanya di jasa industri terkaitnya.

“Ini pun momentum kita dalam menikmati masa bonus demografi sampai 2030,” kata Airlangga.

Potensi lainnya, Indonesia saat ini memiliki 30 juta orang yang menjadi konsumen e-commerce, baik itu mereka yang menjual maupun membeli produk dengan menggunakan teknologi digital.

Bahkan, nilai potensi pasarnya diproyeksikan dapat terus bertumbuh, dari yang saat ini sebesar 8 miliar dolar AS akan menjadi 20 miliar dolar AS pada 2022.

“Inilah kesempatannya untuk semua lulusan akademi Apple bisa merebut pasar tersebut,” ujar Airlangga.

Diharapkan, lanjutnya, selain dapat meningkatkan pasar domestik, juga dapat memperluas untuk pasar ekspor.

Sehingga, tambah Menperin, akan semakin banyak lulusan yang mampu mengembangkan aplikasi iOS dan dapat mengembangkan ekonomi berbasis digital, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia.

Lho… setingkat menteri kok mung sampai level berharap thok!

Lantas, pasar seluas ini mau diapakan? Mau dijadikan sekedar konsumen, atau apa? Ayo dong Pak Menteri, lakukan sesuatu untuk negeri. Jangan cuma menanti hingga akhir periode jabatan!

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!