JAKARTA, MENARA62.COM– Untuk mempercepat dan mensinergikan upaya promotif dan preventif hidup sehat, pemerintah telah meluncurkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Gerakan tersebut menurut Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes dr Dedi Kuswanda tidak akan berhasil optimal jika peran masyarakat dan swasta tidak ada.
“Kami tidak mungkin bekerja sendiri, tentu membutuhkan dukungan masyarakat luas dan peran swasta,” jelas Dedi di sela seminar Program Nasional Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang digelar Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia (APSKI), Kamis (27/04/2017).
Karena itu Dedi mengapresiasi dukungan dari APSKI yang berkomitmen ambil bagian dalam kampanye Germas ini. Komitmen tersebut memungkinkan kampanye hidup sehat bisa dilakukan secara masif, dan berkelanjutan dengan jangkauan lebih luas.
Dedi mengingatkan Indonesia saat ini menghadapi tantangan berupa pola gaya hidup masyarakat yang kurang sehat seperti stres yang tinggi, kurang asupan sayur dan buah, serta kurang aktivitas fisik. Pola hidup yang kurang sehat ini ditengarai menjadi penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemologi) dalam 30 tahun terakhir. Dimana pada 1990-an penyebab kematian dan kesakitan terbesar adalah penyakit menular seperti TBC dan diare. Tetapi pada 2010, penyakit tidak menular seperti jantung, stroke dan diabetes menjadi penyebab kematian dan kesakitan tertinggi.
Bagi Ketua Umum APSKI Patrick A Kalona, evolusi penyakit yang terjadi pada masyarakat tersebut harus dihadapi dengan evolusi pola gaya hidup masyarakat untuk menerapkan pola hidup yang lebih sehat. Tak kalah pentingnya evolusi dalam hal upaya pemenuhan nutrisi.
“Kesibukan masyarakat dan kurang pahamnya tentang nutrisi, acapkali memicu masyarakat mengonsumsi sedikit nutrisi yang dibutuhkan. Ini tentu tidak mendukung hidup sehat,” jelas Patrick.
Karena itulah, nutrisi dalam bentuk suplemen bisa menjadi solusinya. Produk suplemen ini, membuat masyarakat bisa memenuhi kebutuhan nutrisi tanpa perlu repot.
“Kami ingin memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya nutrisi untuk hidup sehat. Ini adalah bentuk komitmen kami mendukung Germas,” lanjutnya.
Sementara itu Dewan Pakar Ilmiah International Alliance of Dietary Suplemen Associations (IADSA) Andrew Show mengatakan para pelaku industri nutrisi telah menyadari akan terjadinya fenomena pergeseran pola gaya hidup sehat yang akan berakibat pada pergeseran pola penyakit. Karena itu ilmuwan gizi dan pembuat kebijakan di negara maju telah menggeser fokus mereka dari sebelumnya yang berurusan dengan penyakit yang disebabkan kekurangan nutrisi ke paradigma baru yang bertujuan mengatasi kondisi kelebihan nutrisi.
“Keilmuan tentang nutrisi telah melakukan evolusi, mulai dari menggunakan pendekatan reduksionis, pendekatan ini telah diperluas dalam beberapa tahun terakhir ini untuk menjadi lebih holistik agar masyarakat lebih memahami peran nutrisi dalam konteks yang lebih luas dari pola diet,” jelasnya.
Michelle Stout, pakar dari IADSA memaparkan pengalaman dan pengetahuannya mengenai pendekatan nutrisi untuk mengurangi dan mencegah penyakit tidak menular yang terbukti dapat mengurangi biaya perawatan kesehatan di beberapa negara maju.