27.8 C
Jakarta

Arahan Presiden, Stok BULOG Banjiri Pasar Guna Redam Gejolak Harga Beras

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo, Perum BULOG masifkan penyaluran beras operasi pasar atau kini bernama Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dalam rangka meredam gejolak harga beras yang terjadi saat ini.

Dirut Perum BULOG Budi Waseso menjelaskan berdasarkan arahan itu, BUMN pangan ini telah menyiapkan semua stok beras di gudang untuk membanjiri pasar.

“Operasi Pasar ini berlangsung secara nonstop sejak tahun lalu hingga saat ini sebagai upaya meredam gejolak harga yang diakibatkan kurangnya pasokan di pasar dan masyarakat. Khusus untuk Pasar Induk Beras Cipinang akan kami top up operasi pasar ini dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton dengan memperhatikan downline-downline-nya supaya tidak terjadi penyimpangan” kata Budi Waseso di Jakarta, Kamis (02/02/2023).

Budi Waseso juga menegaskan, dari awal tahun hingga saat ini, BULOG sudah menggelontorkan sebanyak 186 ribu ton beras operasi pasar di seluruh Indonesia. Pihaknya juga sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran bahwa program SPHP harus berjalan lancar sampai dengan stabilnya harga beras. Untuk itu masyarakat tidak perlu khawatir, karena BULOG menjamin ketersediaan beras di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga.

“Kami pantau secara terus menerus situasi sekarang ini dan kami akan terus membanjiri pasar dengan kekuatan stok CBP (Cadangan Beras Pemerintah) saat ini dimana sudah ada tambahan dari beras impor. Selain itu juga Penyaluran Operasi Pasar ini kami libatkan semua jaringan baik distributor, eceran, ritel modern dan jaringan Rumah Pangan Kita ,” kata Budi Waseso.

Adapun jumlah stok yang dikuasai BULOG saat ini adalah sebanyak 594 ribu ton termasuk sisa beras impor yang sedang dalam perjalanan. Jumlah ini sangat cukup untuk membanjiri pasar sampai dengan panen raya yang akan berlangsung sebentar lagi.

“Kami tidak khawatir terkait ketersediaan stok karena sebentar lagi kita akan memasuki panen raya, jadi dihabiskan pun stok di gudang untuk operasi pasar tidak akan menjadi masalah karena sebentar lagi akan terisi kembali dengan panen dalam negeri,” tambah Budi Waseso.

BULOG menargetkan bahwa pada saat panen raya nanti bisa menyerap setidaknya 70% dari rencana pengadaan gabah beras tahun 2023 ini dan kemudian sisanya diharapkan dapat dipenuhi saat panen gadu.

Penugasan Impor Kedelai

Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengungkapkan, sudah mendapatkan penugasan impor kedelai dari pemerintah. Hanya saja, kata dia, proses impor tak mudah direalisasikan.

“Nggak mudah kita mengimpor, ada prosedur yang harus diikuti impor. Sekarang kita mau impor tapi izinnya tidak mudah. Itu menghambat kita jadi jadi tidak berhasil mendatangkan,” kata Buwas

Hanya saja, imbuh dia, tak mudah untuk mengantongi jaminan pasokan kedelai tersebut hingga masuk ke Indonesia nantinya. Diantaranya, menyangkut izin bongkar muat dan karantina yang juga belum terbit.

“Padahal barangnya sudah siap di negara itu, dan kita akan mendatangkan lebih dari 500 ribu ton, secara bertahap itu bisa saja, setiap bulan 100 ribu atau 50 ribu ton itu bisa, dan sasaran saya itu untuk kepentingan perajin tempe tahu utamanya,” kata Buwas.

Kembali Salurkan Beras untuk ASN/TNI/POLRI

Perum Bulog kembali akan menyalurkan beras untuk Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI dan Polri. Beras yang disalurkan dijamin merupakan beras berkualitas bagus dan yang pasti tidak berkutu.

”Bapak Presiden sudah menyetujui tinggal menunggu kepresnya saja,” kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso

Budi Waseso mengatakan, Perum Bulog terus meningkatkan kualitas produk berasnya. Beras yang disimpan di gudang sangat terjaga kualitasnya dan secepatnya disalurkan sehingga tidak sempat mengandung kutu.

Bahkan untuk meningkatkan kualitas produknya, Bulog telah melakukan modernisasi baik gudang penyimpanan maupun mesin penggilingan dan pengering dan mesin kemas. Diantaranya menyimpan beras dengan sistem Silo.

”Jadi tidak perlu kuatir beras yang akan disalurksn ke ASS dan TNI/Polri itu berkutu atau berkualitas jelek,” tutup Budi Waseso yang akrab disapa Buwas ini.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!