26.7 C
Jakarta

Arsip Gus Dur Diserahkan Ke ANRI

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Arsip KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur diserahkan kepada negara. Penyerahan arsip Presiden RI ke-4 tersebut dilakukan oleh istri Gus Dur Ibu Sinta Nuriyah Wahid.

“Saya mewakili keluarga besar Gus Dur berharap arsip ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas baik sebagai sumber informasi, sumber ilmu pengetahuan maupun inspirasi,” kata Mantan Ibu Negara tersebut, Rabu (2/8).

Diakui sosok Gus Dur bukanlah orang yang sempurna. Tetapi selama kepemimpinannya, tentu banyak hal0hal positif yang sudah dilakukan almarhum.

Karena itu Sinta Nuriyah meminta agar masyarakat mengambil sisi positif untuk dijadikan contoh, dan ditauladani.

Keluarga lanjut Sinta selama ini melihat Gus Dur bukan saja sosok pemikir. Tetapi sekaligus sebagai seorang pemimpin dan negarawan. Gagasan dan pemikiran Gus Dur bukan hanya menjadi obor bagi bangsa ini tetapi juga sumber energi untuk terus bergerak maju.

Sementara itu Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia mengatakan semua arsip terkait Gus Dur akan disimpan dengan baik di ANRI bersama arsip-arsip penting lainnya. Dengan demikian pada saatnya nanti masyarakat akan bisa belajar dan mengenal sosok Gus Dur dari arsip yang ada.

Arsip-arsip  yang  diserahkan  sebanyak  180  album  dengan  jumlah 14.116  lembar  arsip  foto.  Adapun  arsip-arsip  yang  diserahkan  antara  lain Pengangkatan  dan  pengambilan  sumpah/  janji  Presiden  RI  ke-4  KH. Abdurahman  Wahid  dan  penyerahan  hasil-hasil  sidang  umum  Majelis Permusyawaratan  Rakyat  (MPR)  RI  kepada  Presiden  RI  ke-4.

Selain  itu, terdapat pula arsip-arsip  mengenai kunjungan kerja kepresidenan  dalam dan luar negeri.

Penyerahan  Arsip  Presiden  RI  ke-4  KH.  Abdurahman  Wahid merupakan  program  kerja  ANRI  dalam  rangka  penyelamatan  arsip kepresidenan.  Penyelamatan  Arsip  Kepresidenan  ini  bertujuan  untuk  dapat dilestarikan  di  ANRI  dan  dimanfaatkan  seluas-luasnya  untuk  kepentingan kebangsaan,  kemasyarakatan,  pemerintahan,  dan  pembangunan.

Hal  itu lanjut Mustari sejalan  dengan  salah  satu  tugas  penting  yang  diemban  oleh  ANRI  sebagai  lembaga negara   yang salah satu tugasnya  menyelamatkan arsip statis, yakni arsip yang memiliki nilai guna kesejarahan dari perjalanan negara dan bangsa Indonesia.

Gus  Dur  merupakan  putera  tokoh  Nahdlatul  Ulama,  Wahid  Hasyim. Beliau  pernah  menjabat  sebagai  Ketua  Umum  PBNU  (1984-1999),  Ketua Forum Demokrasi (1990),  Ketua Konferensi Agama dan Perdamaian Sedunia (1994),  Anggota  MPR  (1999),  Presiden  RI  (20  Oktober  1999-24  Juli  2001)dan  Ketua Dewan Syuro  Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Gus Dur dijuluki sebagai  Bapak  pluralisme  karena  perjuangannya  untuk  mewujudkan plurarisme  di  Indonesia.  Beliau  sangat  menghargai  keberagaman  dalam berbagai hal, terutama keberagaman suku, agama, dan ras.

Guna  melengkapi  khazanah  arsip  Gus  Dur,  rencananya  Tim  Sejarah Lisan ANRI akan mewawancarai  Ibu Sinta Nuriyah Wahid. Wawancara akan menggali seputar kehidupan Gus Dur.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!