MENARA62.COM, JAKARTA_ ASEAN-China Research Centre Universitas Indonesia (ACRC UI) yang diketuai Humprey Arnaldo Russel turut berpartisipasi sebagai pembicara dalam Asia Pacific Peace and Development Dialogue di Beijing, China (21/12/2024)
Asia Pacific Peace and Development Dialogue yang diadakan oleh National Institute of International Strategy, Chinese Academy of Social Sciences ini dihadiri pula oleh M. Abdurohim, peneliti ACRC yang tengah melanjutkan Studi Doktoral di China Foreign Affairs University serta Soejani Sosrodjojo, salah satu anggota Dewan Penasehat ACRC.
Selain itu, forum ini menghadirkan beberapa pembicara dari negara-negara Asia, antara lain Prof. Chung-in Moon, penasihat khusus mantan presiden Korea Selatan untuk urusan luar negeri dan keamanan nasional, Dr Wiparat De-Ong, Direktur Eksekutif National Research Council of Thailand (NRCT), Miyashita Masami dari Japan – China Economic Association, Maria Victoria Raquiza, Associate Professor, University of the Philippines serta Rupak Sapkota, Mantan Penasihat Urusan Luar Negeri untuk Perdana Menteri Nepal.
Hadir dari China, selain pimpinan dari Chinese Academy of Social Sciences, juga bebarapa pakar seperti dari Peking University, Tsinghua University dan Fudan University, antara lain Da Wei, Direktur Center for Strategic and Security Studies, Tsinghua University, Zhai Kun, Deputi Direktur Institute of Regional and National Studies, Peking University, Li Wei Associate Dean of School of International Studies, Renmin University of China serta Lin Minwang, Deputi Direktur Institute of International Studies, Fudan University.
Humprey selaku Kepala ACRC UI dalam kesempatan ini menyampaikan paparannya yang berjudul The Role of ASEAN and China in Fostering Peace and Stability in the Region. “ASEAN dan China dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil menjaga stabilitas perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Terkait dengan tumpang tindih klaim di Laut China Selatan, semua pihak harus berpegang teguh pada Hukum International dan UNCLOS sebagai landasan dalam melakukan negosiasi,” kata Humprey.
Disampaikannya pula bahwa soliditas ASEAN sangat diperlukan dalam menyikapi dinamika geopolitik regional yang terus berubah. Selain itu, posisi politik ASEAN yang netral dan tidak berpihak dalam rivalitas yang saat ini sedang terjadi antara Amerika Serikat dan China menjadi sangat penting sehingga tidak menimbulkan instabilitas di kawasan Asia Tenggara.
Menanggapi pertanyaan Zhao Qinhai, Direktur Center of Maritime Security and Coorperation, China Institute of International Studies yang menanyakan Kebijakan luar negeri Prabowo terkait ASEAN dan China, Humprey menyampaikan bahwa Kebijakan luar negeri Indonesia tidak akan berubah yakni mendorong soliditas dan akan tetap memperkuat peran ASEAN. Ditambahkannya pula, terkait China, sebagaimana pernyataan resmi Presiden Prabowo Subianto di berbagai forum, bahwa pemerintahan Indonesia akan tetap menjalin kerjasama yang baik dengan China.
Partisipasi ACRC SKSG UI dalam kegiatan ini merupakan implementasi dari arahan Direktur SKSG UI, Athor Subroto,Ph.D dan Direktur Center for Strategic and Global Studies, Dr. Shobichatul Aminah, M.Si, agar Universitas Indonesia turut serta berpartisipasi dan berperan aktif di tingkat regional maupun internasional.