28.2 C
Jakarta

Atasi Kendala Pembelajaran Online, Program Zenius untuk Guru Diluncurkan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Saat ini keadaan darurat karena pandemi dan keterbatasan akses disebut menjadi kendala utama dalam kegiatan belajar mengajar dari rumah atau yang sering disebut pembelajaran jarak jauh (PJJ). Oleh karena itu, Zenius menunjukkan komitmen atas pemberdayaan guru-guru di Indonesia dengan meluncurkan program Zenius untuk Guru.

“Ada dua jenis tujuan dari profesi guru yang pertama ingin membentuk kaum muda yang bijaksana dan bahagia,  dan yang kedua, meneruskan pembelajaran dan tradisi leluhur kepada generasi muda,” ujar Amanda Witdarmono, Chief of Teachers Initiatives Zenius Education dalam webinar ‘Peran Guru Dalam PJJ: Benarkah Hanya Mengajar’ yang digelar Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Senin (26/10/2020).

Amanda mengatakan bahwa Zenius merupakan perpaduan dari metode pembelajaran privat dan pembelajaran formal di mana Zenius bisa menjadi salah satu pendorong bagi siswa secara virtual dan lebih ke pendekatan pribadi. Dalam pembelajaran privat, siswa memahami ilmu secukupnya sesuai kebutuhan, siswa memahami norma bermasyarakat, dan siswa memahami nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh keluarga. Sedangkan dalam pembelajaran formal, siswa diharapkan mampu mencapai sebuah standar yang ditetapkan dan siswa menjadi warga masyarakat yang sesuai ekspektasi dengan metode pembelajaran standardarisasi: Kurikulum, Guru, Jadwal, Dan Ujian.

Inilah yang menjadi fokus dari platform Zenius. Metode pembelajaran repetisi keterampilan dan pengetahuan dialog dua arah, pembelajaran berbasis eksperimen bisa dilakukan secara privat untuk mendukung siswa dengan pelan-pelan mengurai apa yang menjadi kendala siswa selama PJJ beserta masalah lainnya.

Sementara itu, Angelia Iyenk, Teachers’ Upskilling Lead mejelaskan ada 9 jenis peran guru dalam pembelajaran. Namun dari 9 peran tersebut hanya 5 yang dominan di antaranya guru harus berperan sebagai organisator, menjadi motivator yang bertindak sebagai pemberi solusi bagi siswa dan orang tua terhadap masalah ataupun kendala yang dihadapi.

Lalu guru juga berperan sebagai pengarah dengan melakukan kreasi pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran campuran (memadukan pembalajaran tatap muka dan daring) dan pembelajaran terbalik (flipped) di mana tatap muka tidak melakukan ceramah tapi evaluasi.

Kemudian peran selanjutnya adalah guru sebagai inisiator dengan menciptakan kegiatan belajar yang terus baru, salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran lain seperti Zenius guru. Dengan mengadakan proyek, meresolusi konflik, krisis, kolaborasi dan kegitan belajar.

Guru juga berperan sebagai fasilitator di mana guru harus bisa menjadi jembatan bagi siswa dengan menggunakan metode presentasi karya, penelitian, referensi, diskusi, proyek personal dan hobi.

“Sebagai fasilitator guru tidak harus pintar namun guru harus bisa ada untuk membantu siswa.Jika murid adalah rockstars maka guru adalah event organizernya,” tutup Angelia Iyenk.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!