JAKARTA, MENARA62.COM– Untuk mengatasi masalah stunting, pemerintah meluncurkan sebuah inovasi yang diprakarsai Presiden Jokowi yang disebut Padat Karya Tunai Desa Bidang Kesehatan. Program padat karya tunai desa merupakan program yang mengutamakan sumber daya lokal,tenaga kerja lokal,dan teknologi lokal desa.
Program ini kata Menkes Nila F Moeloek memiliki empat pilar, yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat desa, menurunkan angka pengangguran masyarakat desa melalui kegiatan swa kelola, mekanisme operasionalnya dikerjakan bersama secara lintas sektor, dan keempat adalah dilaksanakan dengan integrasi lintas program dan lintas sektor.
“Kita semua berharap dengan model penanganan seperti ini, masalah stunting bisa diatasi dengan cepat,” kata Menkes, dalam siaran persnya, Sabtu (7/4).
Stunting itu sendiri merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia,juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Upaya pencegahan permasalahan stunting, gangguan pertumbuhan pada anak yang ditandai tinggi badan anak lebih pendek dari anak-anak lain dalam rentang usia yang sama, saat ini menjadi perhatian besar bagi pemerintah.