SOLO,MENARA62.COM – Babak final kategori Seni pada Turnamen Nasional I Tapak Suci Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) telah selesai. Atlet dari Solo Raya, Yogyakarta dan UMS sebagai tuan rumah mendominasi sebagai juara dalam pertandingan yang berlangsung di Edutorium KH Ahmad Dahlan, UMS.
Dalam kategori Pra Remaja Tunggal Tangan Kosong Putra, Nur Ahsan Khitami dari Yogyakarta berhasil menjadi juara pertama dengan skor 510, disusul oleh Febi Ahmad Alif Rifai dari Boyolali di peringkat kedua, dan Gavin Alvaro Kanz Warbel dari Lampung Selatan di posisi ketiga.
Sementara itu, dalam kategori Remaja Tunggal Tangan Kosong Putra, Fajar Afriza dari Boyolali keluar sebagai juara dengan skor 494. Ia mengungguli Mahesa Bima Rangga Prasetyo dari Wonogiri Tim A yang berada di posisi kedua, serta Rajev Rajwa Ghani dari Sukoharjo Tim B di posisi ketiga.
Kejuaraan juga menjadi ajang pembuktian bagi atlet-atlet dewasa. M. Ilham Syafiq Kurniawan dari UMS meraih juara pertama di kategori Dewasa Tunggal Tangan Kosong Putra dengan skor 518, mengungguli pesaingnya dari Universitas Sebelas Maret dan Universitas Lampung.
Selain kategori tunggal, pertarungan sengit juga terjadi di nomor Ganda Tangan Kosong-Bersenjata Putra. Pasangan Dika Dwi Pratama Putra dan Diky Tri Nugroho Putro dari UMS tampil dominan dan berhasil merebut juara pertama dengan skor 1.055. Mereka mengungguli pasangan dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang berada di posisi kedua, serta tim dari Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto di posisi ketiga.
Tak hanya di nomor putra, persaingan ketat juga terjadi di kategori Ganda Tangan Kosong-Bersenjata Putri. Pasangan Shinta Charolina Kartika Candra Dewi dan Balqies Al-Mulkiyah dari UMM berhasil meraih gelar juara dengan skor 999, disusul oleh kontingen Universitas Sebelas Maret dan Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Blora.
Meski atmosfer pertandingan penuh ketegangan, sportivitas tetap menjadi pegangan utama para atlet.
“Sportivitas para atlet sangat terasa sepanjang turnamen, sehingga pertandingan berlangsung dengan kondusif,” kata salah satu panitia penyelenggara Dwi Kurniadi, Rabu (29/1/2025).
Semangat “Musuh di Gelanggang, Kawan di Luar Gelanggang” terus digaungkan dalam setiap pertandingan, menjadikan turnamen ini lebih dari sekadar ajang kompetisi, tetapi juga sebagai wadah pembentukan karakter dan persaudaraan.
Dengan hasil yang gemilang ini, para atlet diharapkan dapat terus berkembang dan membawa nama Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dalam dunia Tapak Suci. Ke depan, turnamen seperti ini diharapkan semakin banyak digelar untuk melahirkan bibit-bibit pesilat unggul yang siap bersaing di kancah internasional. (*).