29.2 C
Jakarta

Bank Syariah Indonesia dan Industri Asuransi Syariah Siap Kolaborasi

Baca Juga:

Jakarta, Menara62.com – Rabu Hijrah sebagai bagian utama dari Gen-Sy (Generasi Syariah) dalam kesempatan kali ini menggandeng MES (Masyarakat Ekonomi Syariah), IIS (Islamic Insurance Society), AASI (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia) dan para pelaku Industri Asuransi Syariah Nasional, mempersembahkan Webinar dengan tema : “Revolusi Industri Asuransi Syariah Pasca-Merger BSI” Rabu Malam (16/6/2021).

Webinar ini dihadiri oleh Tokoh-Tokoh yang Ahli mewakili dalam bidang Asuransi Syariah dan juga Tokoh Muda Indonesia seperti Suhendar Group Head CTO (Change Management and Transformation Office – Bank Syariah Indonesia), Tatang Nurhidayat Ketua AASI (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia), Arief Rosyid Hasan (Ketua Komite Pemuda – PP MES), M. Zamachsari (Ketua IIS – Islamic Insurance Society).

Serta dihadiri panelis Reza Ronaldo (Direktur Operasional – Jasindo Syariah), Panut Suranto (Kepala Divisi Reasuransi Umum – ReINDO Syariah), Agung Jatmika Nurahsid (Kepala Divisi Syariah – BNI Life Insurance), Wahyudin Rahman (Sharia Group Head – Asei Syariah / Youth Islamic Insurance) serta forum webinar dimoderatori oleh Abdul Azzam Lathif (Presidium Nasional FoSSEI).

Phirman Rezha Chairman Rabu Hijrah dalam Opening Speech nya menyampaikan rabu hijrah terus mendorong isu pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah.

“Kami berharap disetiap Gerakan dan dorongan isu yang kami lakukan, semoga forum ini bisa melahirkan sebuah ide, rekomendasi atau terobosan baru dan menjadi diskusi dipemangku kebijakan seperti Menteri BUMN, Pemerintah dan di masyarakat ekonomi Syariah sehingga perlu dikuatkan dan berkolaborasi serta didorong dengan masih,” ujar Phirman yang juga merupakan staf ahli Menteri Perdagangan RI.

Arief Rosyid Hasan menambahkan bahwa anak muda itu senang dengan sebuah perubahan secara cepat dan menyangkut hal-hal yang fundamental sehingga ini yang diharapkan dalam pengembangan ekonomi Syariah sekarang ini.

“ setelah pemuda yang melakukan dorongan untuk melakukan perubahan maka harus dibarengi dengan geliat ekonomi Syariah agar semakin massif dimasyarakat, mergernya bank syariah perlu kita sebagai ummat islam dan bangsa harus tumbuh bersama dengan Gerakan ini dan menjadi implikasi peningkatan lembaga yang terkait dalam mendongkrak literasi dan diskusi ekonomi syariah, maka harus kita berkolaborasi terus menerus,” kata Arief yang merupakan komisaris independent BSI.

Suhendar menuturkan BSI sesuai visinya ingin menjadi top 10 Bank Syariah global berdasar kapitalisasi pasar dalam lima tahun kedepan.

“ untuk mewujudkan visi misinya, kami memiliki 5 strategi dalam mencapai tujuan tersebut, terutama kita ingin Bank Syariah menjadi setiap individu muslim semakin baik, dengan Indonesia sebagai penduduk muslim terbesar didunia, serta 44% nya memiliki preferensi Syariah yang baik, maka kami berharap semakin besar kedepannya,’’ ujar pak suhendar.

Tatang Nurhidayat menyampaikan BSI harus bertransformasi menjadi bank Central Islam Indonesia.

“dengan revolusi ala anak muda, harapan kita semua adalah BSI dan Asuransi Syariah bertransformasi dengan cepat, ada dua hal yang dilakukan yaitu penguatan kelembagaan serta membuat BUMN asuransi Syariah yang besar “ pungkas Mas Tatang.

Bapak Zamachsari juga bersepakat kita harus menguatkan literasi asuransi Syariah yang belum begitu baik di mata milenial saat ini.

“beyond insurance harus diupayakan sehingga bukan hanya semangat BSI, tapi asuransi Syariah juga harus bertransformasi cepat guna menjadi pilihan anak muda kedepan,” papar beliau.

Reza Ronaldo menegaskan sebagai panelis perlunya melakukan pengembangan ekonomi yang menguntungkan dan menggunakan komponen Syariah sehingga ummat bisa percaya dengan kita.

“sebagai pelaku bisnis kita harus untung dan sukses dalam berekonomi dan berindustri aga bisa memberikan contoh dan memberikan teladan bahwa berbisnis didunia syariah itu sangat baik,” pungkasnya.

Agung Jatmika Nurahsid menuturkan revolusi industry pasca marger BSI memberikan kita kekuatan bahwa revolusi harus mampu merubah minset dan teknologi di industry Syariah sekarang ini.

“Pertama meningkatkan teknologi yang kedua perbaikan SDM yang bisa mempercepat revolusi dan struktur permodalan, yang ketiga dan utama adalah struktur permodalan harus dimanagemen untuk dilakukan penguatan di bisnis dan pelayanan,” pungkas Agung.

Wahyudin Rahman menyampaikan harus menjaga ghiroh keungan dan ekonomi di masyarakat sehingga menjadi kebanggaan dimasyarakat dalam kehidupannya.

“ Literasi keuangan, kepercayaan dan perbaikan di kelembagaan asuransi Syariah untuk bisa menjadi kekuatan baru di percaturan industry Syariah terutama saat masa pandemic ini,” ujar Rahman.

Panut Suranto menambahkan BSI dan Asuransi Syariah punya peluangan untuk berkembang pesat.

“ untuk kepentingan bisnis, BSI harus mempercepat pertumbuhan perusahaan, menurunkan biaya operational, menaikkan asset perusahaan , serta meningkatkan kemampuan manajemen dan teknologi, kunci revolusi adalah semakin banyaknya customers baru, sementara untuk Asuransi perlu berbenah persoalan menaikkan kapasitas asuransi, keragaman resiko bertambah, coverage risiko makin luas, serta semakin responsive dan cepat dalam marketing, UW, Klaim, Admin dan Keuangan sehingga perubahan Asuransi Syariah dapat memenuhi kebutuhan customers,” tutup Pak Suranto.

Webinar ini ditutup dengan kesepakatan dan kesamaan persepsi untuk bisa berkolaborasi dan terus menggaungkan pengembangan ekonomi Syariah disemua lini dan sektor agar menjadi sebuah Gerakan yang bisa diminati masyarakat sebagai unggulan dalam kehidupan bermasyarakat.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!