JAKARTA, MENARA62.COM– Banyak produk BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional) yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat termasuk kalangan usaha kecil dan menengah. Terutama produk-produk yang berkaitan dengan teknologi pengawetan makanan, teknologi pertanian, penjualan benih unggul, kalibrasi alat dan sebagainya.
“Pemanfaatan produk yang dihasilkan BATAN belum optimal. Banyak masyarakat tidak paham bahwa produk BATAN bisa diakses oleh mereka,” kata Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto, di sela temu pelanggan BATAN, Rabu (17/10).
Karena itu BATAN terus melakukan berbagai terobosan dan kegiatan guna mengenalkan produk-produk nuklirnya ke masyarakat. Salah satunya melalui temu pelanggan. Pertemuan seperti ini memiliki arti yang penting bagi BATAN, karena selain bisa mendekatkan diri dengan para pelanggannya juga dijadikan sebagai ajang lebih mengenalkan produk dan layanan BATAN yang selama ini kurang dipahami oleh para pelanggannya.
Semakin banyaknya pelanggan yang menggunakan produk litbang BATAN menurut Djarot, akan memperbanyak pelaku bisnis nuklir bahkan melibatkan swasta untuk melakukan kegiatan yang selama ini menjadi domain BATAN dan beberapa pelaku bisnis saja. Beberapa jenis layanan yang diberikan BATAN kepada pelanggannya selama ini antara lain proses iradiasi dengan reaktor, pengawetan makanan dengan iradiasi gamma, penjualan benih unggul, pengujian tak merusak di bidang industri, pengolahan limbah radioaktif, kalibrasi alat, peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan, dan lain sebagainya.
“Kita harus memperbanyak mitra dan juga sekaligus kompetitor, sehingga kita terpadu untuk lebih baik lagi. Sifat monopoli nuklir oleh BATAN justru tidak membuat kita menjadi makin kreatif,” tuturnya.
Lebih lanjut Djarot mengatakan semakin banyak pengguna hasil litbang BATAN, maka ketersediaan SDM dengan kualitas yang memadai menjadi bagian penting yang harus diperhatikan. Saat ini jumlah SDM nuklir sangat cukup dari sisi kuantitas, namun dari sisi kepakaran ada yang mulai berkurang. Oleh karena itu pihaknya terus berupaya melakukan kaderisasi untuk mempertahankan kepakaran di bidang tertentu.
Dalam hal penyiapan SDM, BATAN melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) mempunyai layanan dalam penyiapan dan peningkatan kualitas SDM nuklir di Indonesia. Layanan penyiapan dan peningkatan kualitas SDM nuklir ini tidak hanya diperuntukkan kepada SDM BATAN saja, melainkan juga untuk SDM di luar BATAN yang terus meningkat jumlahnya.
Kepala Pusdiklat, Sudi Ariyanto mengatakan, dalam melayani masyarakat terkait penyiapan dan peningkatan SDM nuklir, Pusdiklat telah menerapkan sistem manejemen yang berbasis ISO 9001:2015.
“Penerapan sistem pelatihan yang baik bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelatihan dalam penyiapan dan peningkatan kapasitas SDM nuklir. Program pelatihan disusun dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat,” ujar Sudi.
Layanan pelatihan SDM akan memiliki kualitas yang baik bila didukung oleh SDM pengajar yang berkualitas juga. Untuk itulah, menurut Sudi, pihaknya terus meningkatkan kompetensi para pengajarnya dengan menjalin kerja sama baik dengan pihak dalam maupun luar negeri.
Selain itu, upaya peningkatan kualitas pelatihan juga dilakukan dengan membuat inovasi yakni dengan memanfaatkan teknologi informasi. Salah satu bentuk inovasi tersebut adalah dengan memanfaatkan sistem informasi berbasis online untuk mempermudah proses administrasi dalam pelatihan.
Peningkatan kualitas layanan juga dilakukan pada metode pengajarannya yakni dengan mengembangkan metode Learning Innovation on Nuclear (Lion). Dengan metode ini diharapkan para peserta pelatihan dapat dengan mudah mengikuti pola pembelajaran.
“Pusdiklat BATAN turut berperan aktif dalam penyiapan SDM nuklir yang kompeten untuk menyongsong industri nuklir di Indonesia. Pusdiklat juga dapat memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan dalam pengembangan kompetensi di bidang kenukliran,” pungkas Sudi.