JAKARTA, MENARA62.COM — Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyatakan diri siap menerima kembali kunjungan wisatawan yang ingin menikmati berbagai kekayaan alam dan budaya yang ada di wilayah itu.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, dalam keterangannya mengatakan, pihaknya berupaya semaksimal mungkin untuk menerapkan protokol kesehatan di sektor pariwisata. Seperti memberikan sertifikasi terhadap pelaku wisata yang telah memenuhi dan mengikuti standar protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) dan menerapkan sanksi tegas bagi pelaku wisata yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
“Banyuwangi telah memberikan sertifikasi bagi pemandu wisata serta pelaku usaha restoran dan warung makan. Tidak hanya sertifikasi, Banyuwangi juga melakukan penegakan aturan misalnya penutupan tempat usaha bagi mereka yang tidak memenuhi protokol kesehatan,” kata Anas dalam keterangannya, Ahad (23/8/2020).
Sebelumnya, Anas hadir dalam diskusi daring “Bincang Santai: Ada Apa di Banyuwangi?” yang digelar beberapa waktu lalu.
Anas juga mengungkapkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, khususnya Dinas Pariwisata dan Dinas Komunikasi dan Informasi, telah merangkum dan mendata hotel, restoran, warung makan, dan home stay yang telah mendapat sertifikasi patuh protokol kesehatan ke dalam situs www.banyuwangitourism.com. Rangkuman informasi ini, lanjut Anas, merupakan suatu hal yang penting untuk meyakinkan wisatawan agar datang berkunjung ke Banyuwangi.
“Di era multimedia ini, informasi sangat terbuka. Setiap orang bisa memberikan review dan di era multimedia ini kualitas menjadi penting, keramahan tetap diutamakan tapi begitu (terjadi pandemi) COVID-19, kesehatan jadi yang paling utama,” ungkap Anas.
Tak hanya itu, Anas juga menuturkan hampir seluruh destinasi wisata yang ada di Banyuwangi telah menerapkan protokol kesehatan. Azwar Anas bahkan menyebutkan destinasi Kawah Ijen, misalnya, juga telah kembali dibuka dan siap menerima wisatawan.
“Kawah ijen sudah kami buka setelah ada sekitar 90 pelaku pariwisata tersertifikasi, karena referensi wisatawan ke depannya tidak hanya karena tempat yang bagus tapi juga ada pemahaman tentang kesehatannya. Jadi kami berupaya membekali dan melatih supaya mereka bisa menjelaskan soal protokol kesehatan kepada wisatawan,” katanya.
Tak hanya wisata alam seperti Kawah Ijen, Jawatan Benculuk Banyuwangi, Pantai G-Land, Agrowisata Taman Suro, dan Taman Nasional Meru Betiri, Anas menuturkan Banyuwangi juga dikenal karena kekayaan kulinernya yang beraneka ragam.
Maka tak heran jika pihaknya juga gencar mengembangkan potensi-potensi kuliner lokal yang ada di daerah tersebut dengan mengadakan culinary night bertema keanekaragaman pangan lokal dengan mengajak para pedagang kaki lima.
“Pariwisata harus memberikan ruang bagi rakyat untuk berpartisipasi mendapat kesejahteraan,” ujar Azwar Anas.
Dalam kesempatan itu turut hadir Miss Tourism and Culture Universe 2019, Olivia Gunawan, yang mempromosikan potensi wisata Banyuwangi sekaligus sebagai tanah kelahirannya. Di antaranya adalah destinasi-destinasi wisata yang bisa jadi pilihan lokasi berfoto yang unik dan menarik.
“Spot instagrammable di Banyuwangi itu banyak, biasanya saya berkunjung ke Jawatan, karena pohon-pohonnya seperti di negeri dongeng, kemudian ke Agrowisata Taman Suro karena udaranya yang sejuk dan bunganya indah, dan ke pantai-pantai yang ada di Banyuwangi,” kata Olive.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyambut baik kesiapan Kabupaten Banyuwangi dalam membuka kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Ia mengatakan penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) merupakan salah satu strategi pariwisata yang penting dalam menciptakan daya tarik.
“Bisnis pariwisata adalah bisnis kepercayaan. Pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif Banyuwangi harus menjalankan protokol kesehatan dengan tanggung jawab sehingga mampu membangun kepercayaan dan rasa aman bagi wisatawan,” kata Wishnutama. (Agustini Rahayu)