JAKARTA, MENARA62.COM – Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) berharap kerjasama dengan Uni Eropa (UE) dalam hal peningkatan kapasitas dan efektivitas badan pengawas serta pengembangan proyek strategi pengolahan limbah nasional diperpanjang. Proyek perdana terkait keselamatan nuklir yang dilakukan sejak Juni 2016 lalu, akan segera berakhir pada Juni 2019.
“Kami berharap dengan pemerintahan baru nantinya proyek ini akan dilanjutkan, karena banyak sekali keuntungan kita peroleh,” kata Hendriyanto Hadi Tjahyono, Sekretaris Utama BAPETEN, Kamis (23/5).
Diakui proyek kerjasama tahap pertama tersebut bertujuan meningkatkan dan memperkuat kerangka peraturan keselamatan nuklir di Indonesia dan mengembangkan kebijakan nasional untuk keselamatan pengelolaan limbah radioaktif sesuai standar keselamatan tertinggi dan praktik internasional terbaik yang diadopsi UE. Proyek senilai EUR 1,18 juta tersebut dibiayai melalui instrument Uni Eropa untuk Kerjasama Keselamatan Nuklir (INSC).
Kerangka kerjasama INSC tersebut meliputi 7 aspek mulai dari kerangka hukum dan peraturan untuk keselamatan nuklir di Indonesia, system manajemen dalam regulasi instalasi nuklir di Indonesia, peningkatan kemampuan BAPETEN dalam menetapkan persyaratan keselamatan untuk reaktor nuklir baru dan evaluasi lokasi untuk fasilitas nuklir.
Selain itu juga terkait pengembangan strategi nasional dan peningkatan kerangka kerja peraturan untuk keselamatan pengelolaan limbah radioaktif, perencanaan pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan program pelatihan berkelanjutan serta transparansi dan informasi public.
Ke-7 aspek tersebut menghasilkan sejumlah kemajuan yang menguntungkan bagi pihak Indonesia. Misalnya saja dalam hal penyusunan renstra, BAPETEN sudah menyusun untuk tahun 2020-2024. Dan draf tersebut sudah dievaluasi oleh pihak Uni Eropa.
“Dalam hal system manajemen, BAPETEN sendiri tahun depan ditargetkan sudah menerapkan system manajemen ISO 9001,” lanjutnya.
Perwakilan Uni Eropa untuk Indonesia, Charles Michel Geurts mengatakan bahwa Uni Eropa adalah mitra strategis Indonesia dalam sejumlah bidang kerjasama pembangunan termasuk dalam mempromosikan penerapan standar internasional dan praktik terbaik untuk keselamatan dan keamanan nuklir.
“Kami berharap transfer ilmu pengetahuan antara UE dan Indonesia yang difasilitasi oleh proyek ini akan memberikan kontribusi untuk pengembangan dan pelaksanaan kerangka peraturan yang lebih efektif di Indonesia,” paparnya.
BAPETEN yang memiliki tugas untuk mengawasi semua pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia, harus selalu meningkatkan kapasitasnya menuju kelas dunia. Proyek kerjasama yang didanai Uni Eropa dan dilaksanakan oleh Riskaudit Internasional dan mitra konsorsium yakni Regulator Eropa (STUK) dan Organisasi Dukungan Teknis (IRSN dan GRS) ini sangat bermanfaat bagi Bapeten, khususnya untuk mengadopsi beberapa aspek regulasi yang diterapkan oleh Uni Eropa yang mencakup aspek teknis terkait keselamatan nuklir serta aspek manajerial seperti system manajemen dan pengembangan sumber daya manusia