26.4 C
Jakarta

Basuki: 16 Km Kawasan Ciliwung yang Sudah Dinormalisasi Aman

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, dari hasil penyusuran di kawasan Sungai Ciliwung sepanjang 33 km, untuk 16 km bagian yang sudah dinormalisasi aman dari luapan. Namun, daerah yang belum dinormallisasi masih tergenang banjir.

“Saat ini PUPR sudah berkoordinasi dengan pemprov DKI Jakarta untuk mengerahkan pompa air untuk menguras air di sejumlah kawasan,” ujarnya pada jurnalis seusai melakukan pemantauan udara bersama Kepala BNPB Doni Monardo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan dari BMKG.

Menurutnya, pompa diperlukan di kawasan tol depan Universitas Taruma Negara. Disini dikerahkan pompa dari Jasa Marga, DKI Jakarta dan PUPR.

“Kawasan lain, seperti air terperangkap, air dari bogor, di bawah under pass, by pass, juga didatangkan pompa untuk menyusutkan. Kami akan evaluasi seluruhnya, terutama di daerah Cawang,” ujarnya.

Ia menjelasakan, daerah yang menjadi Tupoksi PURI ada sembilan titik, antara lain Grogol Kali Angke, karena dampaknya ke jalan tol Kebun Jeruk dekat MetroTV, juga ada rembesan ke tol. Kawasan Bidara CIna, Kampung Melayu, Cipinang Muara, Pulo Mas, Kelapa Geding, Kali Babakan dan Kali Ciliwung.

Normal curah hujan 50 mm, dan menurut BMKG curah hujan 50-100 itu huja lebat. Ini, di kawasan Halim curah hujannya mencapai 377 mm,” ujarnya.

Selain itu, Basuki mengatakan, ia juga melihat kawasan Kali Pesanggrahan, sodetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur, masih perlu dilakukan pembebasan lahan seluas 1,2 km. Daerah sepanjang 600 meter sudah dibebaskan, sisanya masih menunggu kesepakatan warga.

“Selain itu, masih perlu menyelesaikan bendungan Ciawi dan Sukamahi, dan insya Allah tahun 2020 selesai,” ujarnya.

Ia meminta, semua pihak untuk tetap waspada menghadapi hujan yang mungkin akan lebih besar lagi. “Menurut ramalan BMKG puncaknya pada bulan Februari. Selain itu, perlu diperhatikan soal sampah. Di Ciliwung tadi saya melihat masih banyak sampah,” ujarnya.

Soal normalisasi Ciliwung, badan sungai lebarnya sudah sangat berkurang. Warga, menurutnya, bukan lagi membangun rumah di bantaran sungai, tetapi sudah membangun rumah di palung sungai.

“Menghadapi ini bukan hal mudah, dan ini saya kira keahlian gubernur untuk menyelesaikannya,” ujarnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!