JAKARTA, MENARA62.COM – Upaya pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk memasarkan produknya di dalam negeri dan luar negeri tidak perlu diragukan lagi. Berbagai cara dilakukan agar bisa memperkenalkan produk khas Indonesia, salah satunya ikut pameran Crown Food Festival 2023, yang berlangsung pada 20-22 Oktober 2023 di Hall 5A, Singapore Expo, Singapura.
Selain menampilkan makanan khas, pada ajang tersebut para pelaku UKM juga memamerkan produk fashion dan tenun, serta dilengkapi dengan tarian daerah Indonesia di panggung. Layaknya misi dagang dan kebudayaan.
Belasan pelaku UKM Indonesia yang berasal dari berbagai provinsi ambil bagian dalam pameran tersebut. Mereka menampilkan Paviliun Indonesia mini yang diisi beragam produk makanan, fashion, dan craft. Semangat para UKM tersebut cukup tinggi untuk memperkenal produk mereka. Walau untuk itu mereka harus mengeluarkan uang sendiri yang cukup lumayan, tanpa bantuan pemerintah.
“Kami ingin bisa masuk ke pasar luar negeri, terutama di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, menjajal pasar di sana apakah produk yang kita buat diterima atau bagaimana oleh masyarakat setempat, ” kata Nenden Rospiani, Owner dan Direktur Restu Mande, yang terkenal dengan masakan rendang dan dendeng baladonya.
Nenden yang sering ikut pameran di dalam negeri dan luar negeri, kali ini mengajak sejumlah teman-teman UMKM untuk ikut pameran Crown Food Fest 2023 di Singapura. Kuliner yang disajikan semuanya halal, selain itu juga ada craft dan fashion.
“Saya ingin ada paviliun Indonesia mini dalam area pameran yang menampilkan produk-produk khas negeri kita dan tentu saja halal,” lanjut Nenden yang sudah puluhan tahun berkecimpung di bisnis kuliner rendang dan dendeng ini.
Nenden terinspirasi dengan festival Tong Tong Fair yang diadakan setiap tahun di Den Haag, Belanda. Di sana ada Paviliun Indonesia yang menampilkan stand-stand khusus untuk produk makanan (kuliner), craft dan fashion khas Indonesia.
“Ide saya untuk menghadirkan paviliun Indonesia mini di Singapore Expo ini, langsung diterima EO dengan baik. Tujuan lainnya adalah bisa memberi harga murah bagi para UKM yang ikut, karena beberapa stand digabung dan terbuka. Saya menata beberapa meja disesuaikan dengan jumlah UMKM yang ikut. Tahun ini ada sembilan brand yang mendaftar dari beberapa daerah di Indonesia,” ungkap ibu dua anak tersebut.
Nenden dan tim marketingnya langsung membuat program pameran tersebut, tiga stand yang dibuka diisi dengan 9 meja. Satu meja untuk satu brand UMKM, sehingga harga sewa untuk UMKM bisa lebih murah.
Beragam Produk
Ada 18 orang UMKM dari 9 brand produk yang ikut dalam pameran di Singapura kali ini. Kesembilan brand tersebut adalah Restu Mande, Abon Koki Purbalingga, Sambal Cuk dari Surabaya, Dapoer Intan Presto Milkfish dari Tangerang Selatan, Ciomy dengan produk cuanki dari Garut, Jabar, Lily Snack dengan produk basreng dan aneka cemilan keripik dari Bandung, Lapis Legit Ibuku dari Bintaro, Tangerang Selatan, Kisera kerudung 4 warna dalam satu helai- inovasi pertama di dunia- dari Bandung dan Nusa Cita Fashion dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dengan busana tenunnya.
Hampir semua produk yang dibawa para UMKM Indonesia tersebut disukai masyarakat di Singapura, dan banyak terjual. “Alhamdulillah produk Sambal Cuk disukai orang Singapura dan Malaysia,” ungkap Bu Mujiati, Owner Sambal Cuk.
Pada hari terakhir Crown Food Fest 2023 ini, kata Nenden, hampir semua produk UKM Indonesia tersisa sedikit. Untuk menghabiskan semua produk mereka memakai strategi diskon yang membuat pengunjung berebut membeli. “Begitu juga yang dilakukan oleh tenan lain dari Singapura dan Malaysia yang ikut pameran ini,” tambah Nenden.
Begitu juga yang disampaikan oleh Lily Christiani dengan label Lily Snack. Produk yang dipasarkannya berupa cemilan seperti Basreng dengan beberapa variasi rasa, yang terbuat dari ikan tinggiri, dipadu dengan dengan tepung tapioka dan gula.
Lily menuturkan bahwa dia sudah memproduksi Basreng sejak 2012 dengan kapasitas produksi 50 kg per bulan. Produknya dijual di berbagai supermarket di sejumlah provinsi seperti di Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Solo, Yogyakarta, Bali. “Kami ingin masuk pasar luar negeri, salah satunya dengan mengikut pameran ini,” ungkap Lily yang memproduksi makananya di Bandung.
Selain Basreng, dia juga memproduksi kacang telur, kacang bawang, kerupuk getas dari ikan, keripik Nangka dan lainnya.
Lain lagi dengan Mujiati, Owner Sambal Cuk dari Surabaya. Mujiati membuat beragam jenis sambal dan bumbu masak nusantara dalam kemasan dan curah. Bahan bakunya antara lain cabai, bawang merah, bawang putih, rempah-rempah dan memakai minyak goreng yang baik.
“Kami sudah memproduksi Sambal Cum sejak 2008. Saat ini kapasitas produksi mencapai 3.000-5.000 pcs per hari. Semua produk dipasarkan di sejumlah toko oleh-oleh di seluruh Jawa Timur, juga ikut berbagai pameran.