24.5 C
Jakarta

Bencana Alam Itu Ujian, Peringatan  Atau Azab ( Hukuman )

Baca Juga:

 

Oleh : JATIEM, M.A *)

 

SURABAYA, MENARA62.COM – Kadang  pertanyaan itu muncul dan menggelitik di benak kita, kadang pula pertanyaan itu terdengar dari teman-teman kita, sehingga kita makin penasaran untuk mencari jawabannya. Yang jelas bencana alam itu musibah bukan nikmat. Tetapi sebagai orang yang beriman kita kembali kepada siapa yang membuat sebuah musibah itu, bila mendapat musibah mesti kita harus bersabar dan bila mendapat nikmat harus bersyukur. Lantas bagaimana kalau bencana alam  itu dikaitkan dengan tiga kata tersebut, ujian,  peringatan, atau azab ( hukuman ) inilah yang perlu kita putar otak, agar menemukan   jawabawan  yang tepat .

Banyak kisah atau peristiwa yang terjadi pada kaum terdahulu yang termaktub dalam  ayat -ayat suci Al Qur’an yang menceritakan tentang bagaimana mereka  diazab oleh Allah Swt , baik hujan batu, banjir besar, likuifaksi dikubur hidup hidup setelah tanah yang diinjak asalnya menganga kemudian menutup seketika, angin kencang yang memporak porandakan bangunan sekitarnya, udara sangat dingin dan sangat panas dan lain  sebagainya. Hal tersebut dikarenakan mereka telah berbuat kerusakan di muka bumi, berbuat dholim dan selalu mendustakan ayat-ayatNya.

Terkadang kita bertanya juga, kenapa musibah itu tak henti-hentinya terjadi di negeri kita ini, padahal negeri kita ini mayoritas muslim tiap tahun ratusan ribu orang  melaksanakan  ibadah haji pada saat waktu normal, jama’ah pengajian semarak, yang hafal Al Qur’an ribuan, tiap hari minimal lima waktu jutaan umat muslim  sholat jama’ah, setiap hari rajin membaca Al Qur’an, bangunan masjid di mana-mana, istighosah selalu, berdoa setiap saat tapi   seakan tak pernah berhenti dan bencana terus terjadi di mana-mana. Apa yang salah dengan kita ? Kalau menyimak kisah-kisah dalam Al Qur’an, apa mungkin para pemimpin banyak dosa, apa mungkin wakil rakyatnya sudah tidak peduli nasib rakyatnya, apa  mungkin para pemimpin sudah silau oleh kekuasaannya dan sekedar ingin mempertahankan untuk periode berikutnya. Apa mungkin para ulama sudah lupa ilmunya dan sibuk dengan aksesori penampilannya. Apa mungkin orang kaya makin serakah, atau  mungkin juga rakyatnya makin jauh dari agama dan kemaksiatan makin merajalela di mana-mana.( salah satu tulisan Agos Musthofa  dalam bukunya Menghindari Abad Bencana )

Kalau mengacu pada judul  di atas, kita sebagai orang yang beriman tentu  menyikapi bencana yang terjadi saat ini sebagai ujian sekaligus peringatan agar dapat menjadikan ibroh atau pelajaran bagi kita sehingga kita lebih dekat kepada Allah dan berusaha untuk melaksanakan segala perintahNya, menjauhi atas segala larangannya. Dan tentunya bencana yang terjadi itu menjadi Azab atau hukuman bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, dan berbuat dholim serta selalu membuat kerusakan di muka bumi sebagai balasan atas segala perbuatannya.

Bagaimana kita menyikapi bencana tersebut, apakah kita anggap sebagai cobaan atau ujian saja, sehingga kita tidak perlu duka lara yang berkepanjangan, atau kita anggap hal ini sebagai gejala alam biasa, atau kita perlu mengintropeksi diri, jangan-jangan ini merupakan peringatan keras dari Allah.Swt , semua tergantung pada kepekaan kita dalam menangkap dan memaknai sebuah masalah dan juga kemampuan melihat sisi positif hadirnya masalah tersebut. Sebab di setiap peristiwa  biasanya selalu ada hikmah dan pelajaran di dalamnya.

Bagi orang-orang yang beriman, mereka pasti bisa mengambil hikmah dibalik peristiwa yang terjadi di sekitarnya, hikmah tersebut bakal menjadi pelajaran yang amat berharga untuk menghadapi masalah ke depan serta  senantiasa meningkatkan kedekatan dengan Allah Swt. Demikian pula dalam bencana  selalu ada hikmah dan pelajaran, hanya orang-orang yang lalai saja yang tidak bisa mengambil pelajaran dibalik peristiwa-peristiwa  yang ada.  Hal Itu tergantung  bagaimana kita mensikapinya,  Semoga Allah Swt senantiasa melindungi kita dari mara bahaya yang ada di sekitar kita .Wallahu a’lamu bisshowab,  semoga bermanfaat.Aamiin.

*)Kepala SD Muhammadiyah 29 FDS Surabaya

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!