BERASTAGI, MENARA62.COM – Di tengah aktivitas erupsi Gunung Sinabung, 42 orang pelajar setingkat SMA di Tanah Karo antusias mengikuti bengkel musikalisasi puisi yang diadakan Balai Bahasa Sumatera Utara. Melalui bengkel musikalisasi puisi ini pula, mereka belajar mengapresiasi puisi dan leluasa mengapresiasi musik, terutama bunyi-bunyian dari perangkat musik tradisional Karo. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 27 – 28 September 2017, bertempat di aula dan ruang terbuka Hotel Sibayak, Jalan Merdeka, Berastagi.
Kemdikbud.go.id melansir, kegiatan bertajuk Bengkel Sastra: Pelatihan Musikalisasi Puisi bagi Pelajar SMA/SMK Se-Kabupaten Karo ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karo, Drs Eddi Surianta MPd. Menurut Eddi Surianta, untuk meningkatkan kemampuan teknis dan apresiasi para siswa, sangat dibutuhkan kegiatan-kegiatan pelatihan seperti ini.
“Kami di daerah sangat butuh kegiatan seperti ini karena anak-anak kami di sini punya bakat dan potensi. Terima kasih kepada Balai Bahasa Sumatera Utara yang mau mengunjungi dan melatih anak-anak pelajar ini. Kami berharap kegiatan bengkel sastra ini dapat berlanjut bulan depan atau tahun depan,” ujarnya.
Kepala Balai Bahasa Sumatera Utara, Dr Tengku Syarfina MHum dalam sambutannya mengatakan, kegiatan bengkel sastra bertujuan untuk melaksanakan kegiatan pelindungan, pembinaan, dan pengembangan bahasa Indonesia. Kegiatan itu antara lain berupa pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia melalui musikalisasi puisi.
“Selain sebagai upaya pembinaan dan pengembangan kesastraan di daerah, kegiatan ini juga untuk menggali dan mengasah kemampuan seni sastra anak-anak pelajar di Kabupaten Karo,” kata Syarfina.
Sementara itu ketua panitia, Salbiyah Nurul Aini SE Ak MM menyampaikan, kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan yang secara intensif membahas teori dan praktik mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan pemahaman dan penciptaan karya sastra termasuk musikalisasi puisi. Menurutnya, kekurangberhasilan pengajaran sastra di sekolah-sekolah dapat dipahami karena selama ini pengajaran sastra itu tidak diarahkan pada tujuan pemahaman, keterampilan, dan pembentukan sikap/watak.
“Selama ini pengajaran sastra tidak diarahkan pada tujuan pemahaman, keterampilan, dan pembentukan sikap. Itu sebabnya, jika kemampuan apresiasi, kreasi, dan ekspresi siswa terhadap sastra sangat terbatas. Semoga melalui kegiatan bengkel sastra ini, dapat melahirkan sekaligus menghidupkan sanggar-sanggar musikalisasi puisi di sekolah-sekolah. Alhamdulillah, 100 persen peserta yang kami undang semuanya hadir,” ungkapnya.
Bengkel Sastra: Pelatihan Musikalisasi Puisi bagi Pelajar SMA/SMK Se-Kabupaten Karo ini menghadirkan empat orang narasumber, yakni Drs Eddi Surianta MPd yang menyampaikan materi sekilas kebijakan pemerintah Kabupaten Karo dalam peningkatan pendidikan sastra di sekolah. Dua, Dr Tengku Syarfina MHum yang menjelaskan mengenai pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah serta sastra Indonesia dan daerah. Sedangkan dua narasumber lain dari praktisi sastra dan musik, yakni Hasan Al Banna dan Erizon Koto MSn. Kedua narasumber ini mengulas secara rinci tentang proses kreatif memusikalkan puisi, proses pemilihan bahan dan penafsiran puisi, proses pengenalan bunyi (komposisi musikal), dan bagaimana mengenal keselarasan dan harmonisasi. Materi-materi tersebut dikemas secara secara interaktif, dengan melakukan praktik langsung. Kemudian pada pengujung acara, 42 peserta yang dibagi dalam delapan kelompok itu menampilkan garapannya masing-masing dalam sebuah konser musikalisasi puisi.