JAKARTA, MENARA62.COM — Berfikir Kritis, Cara Kiai Dahlan Mengajar Murid-Muridnya. Pandangan ini disampaikan Arif Jamali Muis, Wakil Ketua LPB PP Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Yogyakarta, dalam seminar pra muktamar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Jumat (7/2/2020).
Arif Jamali Muis menyampaikan materi dengan tema Sekolah Sebagai Basis Perkaderan Muhammadiyah, (Berbagai Pengalaman Mendidik di Sekolah Muhammadiyah).
Berfikir kritis dan terbuka, menurut Arif Jamali, menjadi cara yang dilakukan Kyai Dahlan. Bagi Kyai Dahlan, demikian Arif Jamali menjelaskan, nilai–nilai Islam yang menyelesaikan problem masyarakat, akan berjalan efektif dan tepat sasaran jika ditopang dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dapat diraih dengan cara berfikir kritis.
Ahmad Dahlan, menurut Arif Jamali, mengajarkan para santrinya untuk berfikir kritis. Setiap pembelajaran yang diberikan kyai Dahlan tidak secara indoktrinasi, tetapi muridnya diajak untuk berfikir dan mengkritisi fenomena yang terjadi.
“Budaya berfikir kritis dan terbuka tersebut harusnya menjadi ciri khas warga Muhammadiyah, termasuk di lingkungan pendidikan Muhammadiyah. Ribuan Sekolah – sekolah dari PAUD hingga Perguruan Tinggi Muhammadiyah di seluruh Indonesia menanamkan cara berfikir kritis dan terbuka ini. Cara berfikir yang kritis dan terbuka itulah yang menghadirkan diaspora alumni lembaga pendidikan Muhammadiyah dengan berbagai macam cara memandang dunia ini,” ujarnya.
Terkait pengajaran tentang Islam, menurut Arif Jamali, Ahmad Dahlan mengajarkan Islam yang solutif dalam menyelesaikan persoalan kehidupan masyarakat. Islam yang “organik” atau Islam fungsional yang diajarkan oleh kyai dahlan terlihat jelas dalam metode pembelajaran surat Al-‘Asr ayat 1 – 3 atau surat Al Ma’un ayat 1 – 7 yang diajarkan berbulan–bulan.
Oleh karena itu, menurut Jamali, pendidikan Islam Ahmad Dahlan sangatlah melekat kuat dalam diri murid-muridnya kala itu, sehingga membentuk karakter-karakter mereka. Selain pengajaran “Islam Fungsional”, Jamali menegaskan lagi, Ahmad Dahlan juga mengajari para muridnya untuk selalu berpikir kritis.
Nilai-nilai Islam yang telah dipelajari, haruslah ditopang dengan ilmu pengetahuan. Dan ilmu pengetahuan itu diraih dengan maksimal dengan cara berpikir kritis, bukan indoktrinasi. Ahmad Dahlan selalu mengajak murid-muridnya untuk mengkritisi fenomena dan problematika masyarakat yang sedang terjadi.