31.6 C
Jakarta

Beri Pernyataan Salah Terkait Kebijakan Penanganan COVID-19, UHAMKA Tegur Keras Ketua BEM

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Dr Lelly Qodariyah M.Pd meminta mahasiswa memahami betul akar persoalan jika ingin mengkritik atau memberikan masukan terkait kebijakan publik termasuk kebijakan penanganan COVID-19 di DKI Jakarta. Tanpa pemahaman yang baik, dikhawatirkan kritik atau masukan yang disampaikan mahasiswa justeru menjadi salah sasaran atau blunder.

“Kritik atau masukan itu baik selama yang menyampaikan kritik itu memahami betul persoalannya. Karena itu sebelum memberikan masukan, mahasiswa harus mempelajari dulu, pahami dengan baik, kuasai betul masalahnya,” kata Lelly menanggapi pernyataan Aliansi BEM Jakarta Bersuara yang menyoroti kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam penanganan pandemi COVID-19 di ibu kota, Senin (6/4/2020).

Menurut Lelly, DKI Jakarta yang kini menjadi episentrum wabah COVID-19 di Indonesia, membutuhkan peran semua pihak untuk bersama-sama terlibat mengatasinya. Baik peran dalam bentuk pemikiran, kritik, saran hingga bantuan dalam bentuk materiil.

Lelly sendiri berpandangan bahwa mahasiswa khususnya perwakilan dari BEM UHAMKA tidak menguasai dan memahami betul kehijakan Pemprov DKI Jakarta terkait penanganan wabah COVID-19. Sehingga yang bersangkutan beranggapan bahwa kebijakan yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta dalam menangani COVID-19 terlalu berlebihan.

“Kami tidak menghalangi mahasiswa kasih masukan ke pemerintah terkait lockdown atau kebijakan lain. Tetapi pahami dulu masalahnya supaya tidak menjadi blunder begini,” tambahnya.

Ia mengatakan telah memanggil Ronaldo Zulfikar, mahasiswa UHAMKA yang terlibat dalam kegiatan Aliansi BEM Jakarta Bersuara untuk meminta penjelasan terkait keterlibatannya dalam kegiatan jumpa pers pada Sabtu (4/4/2020). Selain menyalahi imbauan pemerintah untuk tidak berkumpul, Ronaldo juga diminta menjelaskan isi materi jumpa pers tersebut.

“Kami memanggil yang bersangkutan tidak dalam kapasitas membatasi hak mahasiswa bersuara. Kami memanggil yang bersangkutan untuk meminta penjelasan apakah benar dia bicara seperti yang ada di rilis media,” tukas Lelly.

Menurut pengakuan mahasiswa yang bersangkutan, dalam jumpa pers tersebut dia lebih kepada menyoroti kelangkaan alat pelindung diri, masker dan kesiapan pemprov DKI  jika dilakukan kebijakan lockdown. Tidak mempermasalahkan fasilitas yang diberikan Pemprov DKI Jakarta terhadap petugas medis.

“Mahasiswa kami lebih kepada kelangkaan APD yang justeru membahayakan keselamatan para medis dan kesiapan pemprov jika ada kebijakan lockdown,” kata Lelly.

Tetapi karena sifatnya kegiatan bersama, sehingga suara yang muncul melalui wawancara doorstop kepada masing-masing pembicara usai jumpa pers, seolah menjadi sikap keseluruhan mahasiswa.

“Mahasiswa datang dan memberi pernyataan dengan mengenakan jaket almamater, jadi memberi kesan mewakili kampus masing-masing,” kata Lelly.

Tidak Representasikan Sikap UHAMKA

Lelly juga mengatakan bahwa apa yang disampaikan Ronaldo Zulfikar dalam jumpa pers tersebut tidak merepresentasikan sikap mahasiswa UHAMKA secara keseluruhan meski yang bersangkutan adalah ketua BEM UHAMKA. Mahasiswa UHAMKA termasuk institusi UHAMKA mendukung kebijakan Pemrov DKI Jakarta dan pemerintah pusat dalam penanganan wabah COVID-19.

“Kekurangan APD memang faktanya ada. Tetapi kami yakin pemerintah terus melakukan upaya agar kekurangan APD dan hal-hal terkait koordinasi penanganan COVID-19 terselesaikan dengan baik,” jelasnya.

UHAMKA lanjut Lelly telah mentaati imbauan dan aturan dari Gubernur DKI Jakarta untuk memberlakukan kuliah daring bagi seluruh mahasiswa dan bekerja dari rumah untuk seluruh dosen dan karyawan UHAMKA sejak hari pertama imbauan diumumkan. UHAMKA juga menyediakan hand sanitizer di semua gedung bahkan setiap ruangan, dan melakukan penyemprotan desinfektan ke semua kampus.

UHAMKA kirim dosen dan mahasiswa menjadi relawan penanganan COVID-19 di wisma Atlet

Bahkan UHAMKA mengirimkan dosen dan mahasiswa dari Fakultas Farmasi dan Sains (FFS) Program Studi Apoteker untuk menjadi relawan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Jakarta Pusat.  Ada 2 dosen dan 5 mahasiswa yang sekarang ikut berjibaku dalam penanganan pelayanan kesehatan COVID-19.

Saat ini UHAMKA juga telah meneruskan imbauan dari Pemprov DKI kepada seluruh civitas akademika agar tetap menggunakan masker jika bepergian, menggunakan moda transportasi massal dan aktivitas lain di ruang public.

“Kami memahami aturan dan perundang-undangan yang ada terkait wabah COVID-19,” tambahnya.

Tegur Keras Ketua BEM

Lelly juga menyampaikan permohonan maaf kepada Muhammadiyah dan Pemprov DKI Jakarta serta masyarakat terkait pernyataan salah satu mahasiswanya yang membuat resah publik, ditengah perjuangan pemprov DKI untuk mengatasi wabah COVID-19. Ia bahkan telah menegur keras ketua BEM dan berjanji akan lebih ketat mengawasi kegiatan mahasiswa apalagi menyangkut suara yang disampaikan melalui media.

“Semua unit mahasiswa yang ada di UHAMKA harus sejalan dengan kebijakan kampus,” tutup Lelly.

Ronaldo sendiri sudah meminta maaf kepada UHAMKA dan berjanji akan lebih berhati-hati dalam aktivitasnya sebagai mahasiswa UHAMKA.

Seperti diketahui BEM sejumlah perguruan tinggi di DKI Jakarta yang menamakan diri Aliansi BEM Jakarta Bersuara telah menggelar jumpa pers bertajuk Lockdown, Solusi atau Politisasi pada Sabtu (4/4/2020). Dalam jumpa pers tersebut muncul kritik BEM terhadap fasilitas hotel untuk para medis yang terlibat dalam penanganan COVID-19 di DKI Jakarta. Selain itu muncul kritikan terhadap kebijakan lockdown yang dilakukan pemprov DKI Jakarta.

Pasca dirilisnya pernyataan tersebut, tiga kampus telah memberikan klarifikasi terkait sikap kampus, satu diantaranya BEM UMJ yang memberi penjelasan bahwa Dheden Pratama sudah tidak aktif sebagai pengurus BEM UMJ.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!