SOLO, MENARA62.COM – Dosen dan Mahasiswa Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berkolaborasi dengan Kader Posyandu memperkenalkan aplikasi DISTROPHIS ke masyarakat Desa Kwaren, Klaten, Jawa Tengah. Kegiatan itu bertempat di GOR 1, GOR 2, dan Ruang Rapat Balai Desa Kwaren.
Dosen Pembimbing, Arif Pristianto, SSt. Ft., M.Fis., memaparkan bahwa Aplikasi DISTROPHIS merupakan output dari Program Innovillage yang merupakan kompetisi sociopreneurship terbesar di Indonesia dengan tujuan menghasilkan solusi digital bagi permasalahan sosial. Program ini diinisiasi sejak tahun 2020 sebagai respon terhadap kondisi pandemi Covid-19. Innovillage melibatkan kolaborasi antara industri dan perguruan tinggi untuk memperkuat peran mahasiswa dalam mendorong inovasi dan digitalisasi demi kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Indonesia.
Program Innovillage 2023 diikuti oleh 2.385 mahasiswa dengan didampingi oleh 446 dosen pendamping dari 101 Perguruan Tinggi di Indonesia. Setelah dilakukan seleksi dari total 795 Proposal Sosial Project yang diusulkan, terpilih 163 Social Project yang berhak mendapatkan pendanaan implementasi dengan total 2.4 Miliar.
“Tim DISTROPHIS mengusulkan proposal skema peningkatan dampak sosial berbasis SDGs kategori Disabilitas, yang bertajuk “DISTROPHIS” Solusi Smart Monitoring Kesehatan dan Rehabilitas Pasca Stroke,” papar Arif pada Ahad (5/5/2024).
Aplikasi ini, lanjutnya, merupakan inovasi baru aplikasi pelayanan fisioterapi yang memiliki fitur monitoring kesehatan dapat dimanfaatkan untuk bidan, kader posyandu, dan pemerintah. Sedangkan untuk edukasi kesehatan balita dan lansia terutama dalam bidang rehabilitasi disabilitas stroke dengan sumber terpercaya, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Aplikasi itu direncanakan dapat dimanfaatkan oleh semua masyarakat. Manfaat dari aplikasi DISTROPHIS meliputi: (1) Menu Utama bagian atas terdapat iklan dan artikel guna menambah wawasan pengguna; (2) Menu Kader Posyandu membantu para kader posyandu, bidan desa, dan pemerintah desa untuk memantau kesehatan para balita, lansia, remaja; (3) Menu Masyarakat untuk home program rehabilitasi bagi pada disabilitas; (4) Menu Edukasi yang disediakan dalam bentuk vidio untuk Masyarakat umum agar mengakses informasi mengenai kesehatan.
Tim DISTROPHIS berkolaborasi dengan mahasiswa UMS Prodi Fisioterapi dan Alih Jenjang yang sudah berprofesi sebagai Praktisi Fisioterapi, serta Kader Posyandu sebagai pelopor untuk memperkenalkan aplikasi DISTROPHIS ke masyarakat Desa Kwaren. Anggota Tim DISTROPHIS yaitu: (1) Salsabila Saufia Aura Sadin, sebagai Ketua; (2) Muninggar Setia Pratama, sebagai Anggota 1; (3) Samiyem, sebagai Anggota 2; (4) Arif Pristianto, SSt. Ft., M.Fis., sebagai dosen pembimbing.
Setelah pelaksanaan implementasi lapangan serta kegiatan Sharing Knowledge dan Bootcamp 163 Social Project selesai dilaksanakan, diambil 38 Social Project yang terdiri dari 35 Tim skema Peningkatan Dampak Sosial berbasis SDGs dan 3 Tim skema keberlanjutan yang akan mengikuti proses selanjutnya yaitu Pembekalan, dan Presentasi Final/Online Pitching.
“Alhamdulillah lolos 38 besar dan berkesempatan untuk menyampaikan Presentasi Final/Online Pitching tentang Sosial Project yang telah dilakukan,” ungkapnya.
Presentasi Final/Online Pitching, lanjutnya, dilakukan untuk menentukan tim-tim social project yang akan mendapatkan penghargaan berdasarkan kategori yang telah ditentukan dimana akan diumumkan dan diserahkan saat acara Awarding.
Arif berharap aplikasi DISTROPHIS dapat memberikan manfaat lebih luas terhadap program pemerintah seperti program Indonesia Emas 2045, PIS-PK, dan SDGs.
“Tidak hanya digunakan di Desa Kwaren saja, tetapi dapat dimanfaatkan oleh Desa-desa lain dan Masyarakat Indonesia,” pungkasnya. (*)