25.5 C
Jakarta

Berkomitmen dalam Mencegah Stunting, Phapros Ramaikan Kampanye Gizi Seimbang dan Gebyar Minum Tablet Tambah Darah

Baca Juga:

BANDUNG, MENARA62.COM — Kasus balita stunting menjadi salah satu masalah kesehatan anak yang paling disorot oleh Pemerintah. Berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Kementerian Kesehatan tahun 2021 menyebutkan bahwa 24,5% balita di Jawa Barat mengalami stunting. Salah satu yang menjadi penyebab gangguan pertumbuhan pada balita ini adalah anemia pada ibu hamil. Untuk mencegah kondisi tersebut, diperlukan upaya yang berkesinambungan untuk memperbaiki kesehatan dan gizi sejak remaja.

PT Phapros Tbk yang merupakan bagian dari keluarga besar Holding BUMN Farmasi memiliki komitmen dalam pencegahan stunting. Hal ini salah satunya dibuktikan dengan berpartisipasinya Phapros pada gelaran Kampanye Gizi Seimbang dan Gebyar Minum Tablet Tambah Darah (TTD) yang digagas oleh Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat dan sekaligus mendapat penghargaan dari rekor MURI sebagai “Minum Tablet Tambah Darah Serentak oleh Peserta Terbanyak”.

Direktur Pemasaran Phapros, Imelda Alini Pohan, mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi program pemerintah dalam upaya pencegahan stunting. “Angka stunting memang terus menurun setiap tahunnya, tapi masyarakat harus tetap teredukasi dengan baik agar tidak ada lagi balita stunting di masa yang akan datang,” ujarnya di Bandung (11/8/2022).

“Untuk itu, Phapros akan senantiasa mendukung berbagai program pemerintah. Salah satunya adalah dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) kepada lebih dari 1,5 juta orang atau 70 persen remaja putri di Propinsi Jawa Barat dari 70 persen satuan pendidikan yang dilakukan pada hari ini. Pemberian TTD ini bertujuan agar para remaja putri bisa terhindar dari anemia. Phapros juga akan terus mendukung beragam program yang sama di daerah- daerah lain di seluruh Indonesia,” tambah perempuan yang akrab disapa Imel tersebut.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, dr. R. Nina Susana Dewi, Sp.PK (K) mengatakan prevalensi stunting di Provinsi Jawa Barat dikategorikan tinggi pada tahun 2021 lalu dan menargetkan Jabar zero new stunting pada 2023. Untuk mengatasi hal itu, Nina melanjutkan bahwa perlu dilakukan gerakan bersama antara pemerintah daerah, camat, kades/ lurah yang menyasar remaja, ibu hamil anemia dan kurang energi kronis (KEK) dengan melakukan intervensi spesifik dan sensitif.
Pemberian tablet tambah darah (TTD) dan screening anemia menjadi salah satu yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam menangani stunting dengan menyasar remaja putri.

“Membagikan TTD pada remaja putri SMP dan SMA dengan jangka waktu seminggu sekali saat kegiatan sekolah agar konsumsi bersama di sekolah dan diawasi oleh guru serta melakukan pemeriksaan hemoglobin (Hb) pada remaja putri kelas 7 & 10,” tambahnya.
Selain menyasar kepada remaja putri, pemberian TTD juga diberikan kepada ibu hamil, disertai pemeriksaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!