Yogyakarta, MENARA62.COM – Inkubasi bisnis koperasi yang dilakukan oleh inkubator mitra LPDB – KUMKM yakni Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq melalui Alif learning center (ALEC) selama tahun 2022, di yakini cukuo berhasil dalam menginkubasi koperasi-koperasi pondok pesantren di wilayah Yogyakarta dan Solo. Hal ini di tandai dengan terbangunnya closed loop economy yang dierapkan oleh ALEC dalam mewujudkan panen raya melon inthanon dengan kualitas tinggi dan kepastiannya untuk masuk ke dalam pasar modern dengan harga tinggi.
Dengan pola inkubasi bisnis yang demikian, ALEC sepanjang tahun 2022 berhasil menciptakan nilai ekonomi baru bagi pondok pesantren. Sehingga peran sentral pondok pesantren sebagai penggerak ekonomi umat makin dirasakan manfaatnya. Salah satunya untuk memupuk jiwa entrepreneur di kalangan santri millenial untuk terjun memperkuat sektor pertanian modern.
Presiden Direktur ALEC, Irvan Sadikin menjelaskan, Program inkubasi dari ALEC terus diperkuat, dan akan meng-influence pondok pesantren lainnya, seiring dengan ikut sertanya ALEC dalam Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM Tahun 2022.
Perkuatan itu, tambah Irvan, dilakukan dengan menggandeng mitra strategis seperti Progamma Uitzending Manajer (PUM) Netherlands Senior Experts dan Japan International Cooperation Agency (JICA), serta Bank Indoensia guna menghadirkan materi pelatihan maupun praktikum yang bermanfaat bagi kemandirian ekonomi pesantren.
Irvan menjelaskan, saat ini ALEC tengah melakukan inkubasi budi daya buah melon kepada para tenant yang merupakan pondok pesantren dari anggota Himpunan Bisnis Pesantren (Hebitren) yakni Pondok Pesantren Assalafiyyah, Sleman, Darul Qur’an Wal Irsyad, Gunungkidul, Kyai Ageng Selo, Klaten, dan Darul Qur’an, Sragen.
Kopontren tersebut merupakan empat dari 25 pondok pesantren yang tergabung dalam Batch I program inkubasi ALEC tahun 2022 yang berasal dari wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung.
Adapun, inkubasi yang ALEC lakukan terbagi dalam beberapa tahapan yakni pertama budi daya, kemudian pasca panen, selanjutnya penanganan pasca panen dan pemasaran baik secara teori maupun praktik di lapangan dengan model inkubasi close loop.
Harapannya, dengan model inkubasi close loop yakni pelatihan secara menyeluruh dari aspek hulu ke hilir sektor pertanian saling keterkaitan, maka akan memberikan kemandirian ekonomi bisnis pesantren melalui pertanian modern.
Sementara itu, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, LPDB-KUMKM akan fokus melakukan inkubasi kepada koperasi sektor riil khususnya di sektor pangan guna memodernisasi dan mengagregasi korporatisasi petani, agar pertanian semakin efisien dan berkontribusi pada perekonomian nasional.
Menurutnya, selain pembiayaan, program inkubasi kepada koperasi juga sangat diperlukan, agar pembiayaan dana bergulir bisa tepat sasaran, sesuai dengan prinsip LPDB-KUMKM yakni Tri Sukses, sukses penyaluran, sukses pemanfaatan, dan sukses pengembalian.
“Diharapkan dengan program inkubator ini, akan semakin banyak koperasi yang mengakses dana bergulir, dan semakin meningkatkan kontribusi koperasi maupun UMKM terhadap perekonomian nasional,” ujar Supomo.