PURWOKERTO, MENARA62.COM — Muhammadiyah Disaster Manajament Centre (MDMC) Banyumas bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Gelar Pesantren Vertical Rescue di halaman gedung R Fakultas Teknik dan Sains.
Yahya Abidin atau yang akrab disapa Ndan Aceng menuturkan amalan bulan Ramadan dimaksudkan untuk memperteguh ketakwaan kita kepada Allah SWT. “Dalam perspektif ini kita mengimplementasikan amalan Ramadhan dalam dua dimensi berupa dimensi teologis dan sosiologis,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam perspektif ini MDMC Banyumas menafsirkan dengan cara yang sedikit berbeda dengan membuka pesantren vertical rescue. “Terminologi pesantren biasa kita pahami sebagai bagian dari peningkatan pengetahuan dan praktek keagamaan para santri. Namun oleh MDMC Banyumas diperbaharui dengan melakukan peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan attitude sebagai seorang santri rescuer,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Pesantren Vertical Rescue Maghfiroh Fitri Nur Aini yang juga mahasiswi Fakultas Agama Islam UMP ini menegaskan bahwa maksud dan tujuan dari pesantren ini adalah memberikan wahana pembelajaran baru bagi para rescuer MDMC Banyumas.
“Meningkatkan pemahaman dan praktek praktek sebagai seorang rescue perlu terus diasah bahkan pada saat bulan Ramadhan seperti ini dengan memadukan materi materi keislaman sekaligus materi materi vertical rescue,” tegasnya.
Dijelaskan, pekan pertama mengajarkan praktik pemulasaran jenazah. Hal itu karena kerap kali pada saat ada kejadian bencana ketrampilan menangani jenazah ini sangat dibutuhkan apalagi sering dijumpai jenazah dalam kondisi tidak utuh. Jadi Pesantren Ramadhan, kata Fitri, merupakan bagian dari Sekolah Relawan yang digagas MDMC Banyumas.
Ketua MDMC Banyumas Sismanan menambahkan, MDMC Banyumas telah menggagas Sekolah Relawan yang sudah berlangsung kurang lebih dua tahun. Menurutnya untuk memberikan spesifikasi relawan dalam bidang vertical rescue maka digelar pesantren tersebut.
“Pesantren VR ini adalah bagian awal dari spesifikasi relawan penanggulangan bencana terutama bagi relawan bidang operasi SAR. Kami berharap model seperti ini dikembangkan dengan latihan lain seperti latihan WASH, Shelter, logistik, dapur umum dan lain lain. Ke depan kami ingin semua relawan mempunyai bidang tugas yang spesifik sesuai kebutuhan tanggap darurat,” pungkasnya.(cah/tgr)