JAKARTA, MENARA62.COM — Dubes Arab Saudi Puji Sikap Muhammadiyah bertabayun dalam isu sensitif. Menggandeng Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Republik Indonesia menggelar konferensi pers terkait tiga tema yang sedang hangat terkait hubungan Indonesia dengan Arab Saudi di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Menteng Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2018).
Tiga tema yang diangkat adalah kasus hukuman mati TKI Tuti Tursilawati, pelarangan jamaah haji asal Palestina dan masalah hukum Habib Rizieq Syihab di wilayah hukum Arab Saudi, seperti dilansir situs muhammadiyah.or.id.
Menyambut Duta Besar Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah al-Shuaibi, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyatakan bahwa selain membahas tiga tema tersebut, Muhammadiyah dan Kedubes Arab Saudi juga sepakat untuk menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
Duta Besar Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah al-Shuaibi menyatakan, kedatangannya ke PP Muhammadiyah sekaligus sebagai silaturahmi karena Muhammadiyah menurutnya adalah aset terbesar umat Islam.Muhammadiyah memiliki banyak lembaga, sekolah, universitas dan rumah sakit.
“Kami berkomitmen untuk bekerjasama dengan Muhammadiyah,” ujar Osama.
Tiga Isu Krusial
Terkait tiga tema krusial yang membelit Arab Saudi, Osama menyatakan, Kedutaan Besar Arab Saudi secara umum senang dengan sikap Muhammadiyah yang meminta klarifikasi langsung dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi terkait pemberitaan yang ada.
Mengenai pelarangan satu juta jama’ah haji asal Palestina, Osama menyangkal pemerintahnya melakukan hal tersebut.
“Ini tidak benar dan tidak ada keabsahannya, karena diambil dari sumber yang tidak benar. Bagaimana mungkin jumlah penduduk Palestina yang tujuh juta jiwa bisa memiliki kuota haji satu juta jiwa, sementara Indonesia yang penduduknya 260 juta jiwa hanya mendapat kuota 220 ribu. Isu Palestina adalah milik kita semua, dan kami tidak berhenti memberikan dukungan,” ujar Osama.
Soal hukuman mati terhadap Tuti Tursilawati, TKI asal Majalengka Jawa Barat yang dieksekusi mati oleh pemerintah Arab Saudi pada Senin (29/10/2018) tanpa ada notifikasi kepada Pemerintah Republik Indonesia tersebut, Osama menyatakan, kejadian itu tidak membawa pengaruh buruk terhadap hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi. Osama juga menyatakan bahwa dirinya enggan berkomentar lebih jauh.
“Kasus notifikasi adalah hak Pemerintah (Arab Saudi), tetapi saya sendiri masih akan menunggu informasi dari Pemerintah,” ujar Osama.
Soal Habib Rizieq, menurut Osama, Pemerintah Arab Saudi menyebut Habib Rizieq merupakan sosok Muslim WNI yang hanya dijadikan korban dalam kasus bendera berkalimat Tauhid. Bahkan, dia menyebut Habib Rizieq tidak memiliki masalah hukum.
“Habib Rizieq tidak ada masalah baik di Indonesia atau Saudi, kalau ada pelanggaran tentu sudah dilakukan proses hukuman sebagaimana di Saudi atau Indonesia,” ujar Osama Muhammad Abdullah Al Shuhaibi.
Dalam konferensi pers tersebut, Osama didampingi Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, dan Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas.