Bandung, MENARA62.com/Lazizmu – Imbas pandemi Covid-19, terasa betul pukulannya, tidak hanya pelaku usaha bersekala besar, pelaku usaha kecil pun tak mampu bertahan dalam waktu yang panjang. Peran lembaga filantropi sangat dinanti terutama melalui program-program pemberdayaan. Dan, kehadiran lembaga amil zakat diharapkan sebagai salah satu alternatif memutus mata rantai pandemic Covid-19 yang berdampak pada kegiatan ekonomi di sektor informal.
Demikian Falhan Nian Akbar, Manager Program Lazismu Pusat saat pelaksanaan pelatihan di Bandung, Jawa Barat (23-24/6/2020). Lazismu mengajak masyarakat agar tidak larut dalam kesedihan, apapun realitasnya harus bangkit dan kegiatan ekonomi dapat pulih sehingga UMKM berbasis keluarga menjadi garda depan sehingga masyarakat tidak larut dalam kesedihan, paparnya.
Dalam pelatihan itu, Falhan menjelaskan, Lazismu masih menjalankan program Ketahanan Pangan dengan memberikan bantuan langsung baik dalam bentuk santunan maupun paket sembako. Pada kali ini di eras new normal, Lazismu menjalankan program ketahanan ekonomi berbasis keluarga.
Di masa pandemi ini, lanjut Falhan, bantuan kegiatan wirausaha, baik dalam bentuk modal usaha menjadi perhatian Lazismu. Terutama bagi mereka yang baru membuka usaha maupun mereka yang sudah menjalankan usaha dan terdampak sampai saat ini. Karena itu, melalui pelatihan program UMKM yang berkolaborasi dengan Alfamart, melalui donasi konsumen dapat dimanfaatkan dengan seoptimal mungkin.
Penerima manfaat mendapatkan bantuan modal usaha kemudian dilatih serta memeroleh pendampingan, terangnya. Pada gelombang pertama ada sekitar 100 penerima manfaat yang tersebar diberbagai daerah, salah satunya di Kota Bandung. Selama dua hari Lazismu mengadakan Pelatihan & Pendampingan Pemberdayaan UMKM dengan mengusung tema : Ketahanan Ekonomi Berbasis Keluarga Di Masa Pandemi Covid-19.
Pelatihan yang dilaksanakan di Soreang-Banjaran, Kabupaten Bandung dihadiri penerima manfaat program sebanyak 15 orang dengan berbagai jenis usaha di antaranya ada yang melaksanakan Budidaya Lele, Tani Jagung, Aneka Kue, Pakaian Jersey dan Warung Sembako Klontongan.
Kegiatan diisi oleh beberapa narasumber, yakni Falhan Nian Akbar, selaku Manager Pemberdayaan dan Distribusi Program Lazismu Pusat, Amin Sidik, selaku mitra Lazismu yang juga penanggung jawab program sebelumnya yaitu Tani Bangkit Jahe Merah.
Kegiatan dihadiri oleh Lazismu Jawa Barat yang diwakili oleh Sani sebagai Manajer Program, untuk sinergi keberlanjutan program, serta komunitas warga paguyuban Satria Sunda Sakti (S3) seni budaya sunda, Lembaga Pemberdayaan Lingkunga Hidup Serbawangi, BKM Kelurahan Jelekong, dan pimpinan redaksi Tabloid Buhun.
Hamdan yang juga bergiat di pondok pesantren, mengatakan, program ini sangat membantu sekali untuk masyarakat terutama di saat kondisi seperti sekarang ini. Sebagai penerima manfaat sangat mengapresiasi program dari Lazismu yang banyak memotivasi, apalagi program ini disertai dengan adanya pelatihan dan pendampingan langsung, ujarnya.
Dalam program binaan Lazismu, saya menjalankan program budidaya lele, beberapa informasi tentang UMKM baik secara teoritis maupun praktis saya peroleh di sini, karena pendampingan bukan hanya sekali dua kali tapi berlanjut sampai berkembang. Mudah-mudahan, program seperti ini bisa terus berlanjut bukan hanya di masa pandemi, karena sangat membantu masyarakat, kata Hamdan.
Senada dengan Cecep yang bekerja harian lepas, alhamdulilah program UMKM dari Lazismu, untuk ketahanan pangan melalui ekonomi berbasis keluarga sangat membantu sekali. Bagi saya dengan materi pelatihan dan pendampingan ada tambahan informasi yang bermanfaat terutama dalam budidaya ikan lele.
Ada ilmu tambahan dari cara bagaimana mulai pemilihan bibit, cara penebaran bibit, dan cara memberi pakan. Sinergi program ini sangat bermanfaat bagi kami yang datang dalam kegiatan pelatihan. Terima kasih Lazismu atas dorongan semangatnya, pungkasnya.