28.9 C
Jakarta

Big Data Kesehatan Mempermudah Pelayanan

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Keberadaan big data kesehatan akan mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada masyarakat. Sebab data seseorang yang tercatat pada big data akan mempermudah dokter melihat riwayat kesehatan seseorang, mendiagonasa dan pengobatan dalam waktu singkat.

Demikian diungkapkan dr Anas Ma’ruf, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Pusdatin Kemenkes) pada webinar bertema ‘Pemanfaatan big data dalam kebijakan dan pelayanan kesehatan’ secara Daring, Sabtu (4/9/2021). Webinar yang diselenggarakan Program Studi Magister Farmasi, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) ini juga menampilkan pembicara Profesor Che Suraya Zin dari International Islamic University Malaysia (IIUM).

Lebih lanjut Anas Ma’ruf mengatakan ada lima Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dalam transformasi sistem kesehatan 2021-2024. Pertama, meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana, dan kesehatan reproduksi. Kedua, mempercepat perbaikan gizi masyarakat. Ketiga, memperbaiki pengendalian penyakit. Keempat, gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Kelima, memperkuat sistem kesehatan & pengendalian obat dan makanan.

Transformasi sistem kesehatan, kata Anas Ma’ruf, memiliki enam pilar. Yaitu transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

Sedang transformasi teknologi kesehatan, tambah Anas Ma’ruf, meliputi pertama, integrasi dan pengembangan sistem data kesehatan. Kedua, integrasi dan pengembangan sistem aplikasi pelayanan kesehatan. Ketiga, penguatan ekosistem teknologi kesehatan.

Integrasi dan pengembangan sistem data kesehatan meliputi arsitektur sistem data kesehatan nasional, integrasi sistem data kesehatan, dan pengembangan sistem big data kesehatan berbasis artificial intelegence (AI). Integrasi dan pengembangan sistem aplikasi pelayanan kesehatan meliputi arsitektur aplikasi kesehatan, integrasi aplikasi, dan helpdesk kesehatan. Sedang penguatan ekosistem teknologi kesehatan meliputi regulasi teknologi kesehatan, dan ekosistem untuk informasi teknologi dan bioteknologi kesehatan.

“Penggunaan big data di bidang kesehatan sebagai analisis untuk penyusunan kebijakan, prediksi kasus luar biasa, menghindari dari penyakit yang bisa dicegah. Selain itu, sebagai pengobatan kanker dan genomics, mengurangi fraud dan penyimpangan lainnya, dan mengintegrasikan rekam medis dan data kesehatan lainnya,” kata Anas.

Sedang Che Suraya Zin yang juga visiting professor pada Jurusan Farmasi UII mengatakan data nyata dari big data memberikan lengkap tentang pasien dan mengoptimalkan dokter dalam mengambil keputusan.

“Big data merupakan kumpulan data dari berbagai sumber yang memiliki jumlah banyak, bervariasi, dan kecepatan pembaharuan,” kata Che Suraya Zin.

Sementara Ketua Program Studi Magister Farmasi FMIPA UII, Suci Hanifah SF, MSi, PhD, Apt, mengatakan tidak dapat dipungkiri berbagai aspek kehidupan manusia akan terus berubah seiring dengan revolusi dan perkembangan teknologi yang terjadi. Hal ini memacu perkembangan big data dan data sains.

Teknologi dan kemajuan big data ini memungkinkan pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi dengan cara yang fundamental. Karena itu, kebijakan nasional saat ini juga mendukung penggunaan sistem informasi aplikasi teknologi perkembangan teknologi data sains juga semakin berperan di Indonesia.

Keberadaan data pada tingkat hulu ini memberikan kesempatan pada tingkat hilir di fasilitas kesehatan untuk menggunakan beberapa data base dan monitoring pasien secara real time. “Hal ini mengarah pada pentingnya kompetensi tenaga kesehatan yang mampu membangun, menggunakan, dan menginterpretasikan pemanfaatan data. Bersama Magister Farmasi UII, memungkinkan apoteker dan tenaga kesehatan menguasai pengelolaan data. Big data, big idea, big discovery!,” kata Suci Hanifah.

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!