JAKARTA, MENARA62.COM–Pada siang yang begitu terik, ruang yang sarat akan sejarah kesusastraan Indonesia, yaitu Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Taman Ismail Marzuki menjadi lumbung perjumpaan antara konseptual alam dan perilaku akal manusia terhadapnya. Semua itu tertuang dalam sebuah buku “The Spiritual of Nature” karya Ahmad Saichu Imram. Dan dikupas tuntas oleh dua pembicara, yaitu Damhuri Muhammad (Cerpenis dan Kolumnis) dan Abdullah Wong (Novelis dan Dramawan).
Pada bincang buku tersebut dua pembicara memiliki dan menyampaikan pandangan-pandanganya terhadap jiwa semesta yang selama ini mereka anggap terabaikan oleh manusia sendiri yang tak lain adalah khalifah di bumi ini. “Kita sudah hampir telat memahami alam ini,” ujar Damhuri pada saat menyampaikan paparannya. Ia menyampaikan bahwa saat ini tumpulnya kesadaran manusia akibat kemalasan mentransendensi diri, karena terlalu dikepung oleh keyakinan bahwa transenden itu hanya Tuhan dan dunia metafisik lainnya. Sementara alam di sekitarnya semakin terabaikan.
Dalam hal lain Abdullah Wong, menyampaikan paparannya bahwa untuk menjadi baik (dalam hal ini terhadap alam dan isinya) tidak perlu motivasi. “Saya rasa untuk menjadi baik tidak perlu (lagi) dorongan atau motivasi,” ujar Wong dalam paparan yang disampaikan pada hadirin.
Bincang buku ini diadakan oleh tim penerbit buku tersebut dalam hal ini diwakili oleh Giyanto sebagai ketua penyelenggara. Acara berlangsung hingga sore menuntunnya pada sebuah simpulan bahwa, kebiasaan yang selama ini dilupakan, yaitu tubuh manusia adalah perwakilan semesta yang seringkali kita ingkari.