27.7 C
Jakarta

BINUS ASO School of Engineering Gelar Sharing Session, Hadirkan Founder Ramahija

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – BINUS ASO School of Engineering (BASE) kembali mengadakan event Sharing Session Bersama Alumni yang digelar di Old Shanghai Sedayu City, Kelapa Gading Jakarta pada Jumat (17/2/2023). Kegiatan tersebut membedah pengalaman alumni BASE yakni  Alexander Kevin Daniel Samara, Devin Edgar Tolopan Sianturi , dan Iwa Sanjaya yang kini menjadi founder Ramahija, sebuah brand usaha sosial yang memberdayakan masyarakat adat di Atambua, Indonesia.

Sharing session menghadirkan Alexander Kevin melalui aplikasi zoom, Dekan BINUS ASO School of Enginering Prof Fergyanto E Gunawan yang hadir secara luring, juga mahasiswa dan unit kegiatan mahasiswa (UKM) BASE.

Dalam kesempatan tersebut Alexander berbagi cerita bagaimana kurikulum perkuliahan yang diterimanya di BASE telah membantunya untuk berkarya bagi tanah air. “Belajar di BASE cukup unik karena saya tidak hanya diajarkan tentang ilmu yang berkaitan dengan jurusan saya. Hal terpenting adalah bagaimana kita mempraktekkan di lapangan dan itu sangat berpengaruh bagi saya juga kawan-kawan,” kata Alexander.

Ia mengaku usai lulus dari BASE sempat bekerja ke perusahaan lain selama setahun. Setelah itu ia bersama dua kawan lainnya sesama alumni BASE memutuskan untuk pulang ke daerah, menggali potensi ekonomi yang ada di daerah.

Teknologi Nanoponik karya mahasiswa Binus Aso Scehool Engineering

“Saya pun ke Atambua NTT dan mencoba membantu memberdayakan ekonomi masyarakat melalui potensi yang sudah ada. Ilmu desain produk yang dipelajari selama kuliah benar-benar membantu melihat dengan jeli peluang yang ada di tengah masyarakat.

Alumni program studi Production Design Engineering tersebut mengaku sudah sejak kecil tertarik dengan dunia desain. Inilah yang kemudian mendorongnya untuk masuk ke BASE.

“Akan tetapi, pada masa awal perkuliahan, saya merasa bahwa mata kuliah yang diberikan oleh BASE sebagian besar berbau teknik. Barulah kemudian saya mendapatkan pemahaman dari salah satu dosen pengajarnya bahwa menciptakan sebuah produk tidak boleh sekadar menarik saja, melainkan juga harus bisa berfungsi atau memiliki daya guna,” lanjutnya.

Baca juga: Binus Online, Solusi Tepat bagi Pekerja yang Ingin Kuliah

Sejak saat itu, Alexander menjadi sadar bahwa desain dan teknik tidak bisa dipisahkan. Keduanya harus berjalan beriringan untuk menciptakan output yang benar-benar punya daya guna.

Pemahaman tersebutlah yang kemudian mengantarkannya untuk membangun Ramahija, brand usaha sosial berkelanjutan yang juga memberdayakan masyarakat adat di wilayah Pulau Timor, Indonesia.

Ramahija, Angkat 4 Pilar Sustainability

Ramahija merupakan sebuah bisnis produk di kawasan Pulau Timor yang turut memperhatikan sustainability lingkungan. Sebagai founder, Alexander ingin menciptakan produk yang menarik, berguna, dan tidak merusak lingkungan.

Di sisi lain, ia juga ingin memberdayakan masyarakat setempat untuk membantu kegiatan produksi.

Berangkat dari keresahan tersebut, Alex kemudian mendirikan Ramahija dan memanfaatkan pohon palma sebagai bahan baku utamanya. Ia menjelaskan bahwa hampir semua bagian dari pohon palma dapat diolah untuk digunakan. Inilah yang membuat Ramahija menjadi merek dengan prinsip utama sustainability.

Baca juga: Binus University Dorong Mahasiswa Ikut Program Beasiswa SHARE Guna Tingkatkan Kapabilitas Lulusan

Lebih lanjut, Alex menjelaskan bahwa ada empat pilar sustainability yang berusaha ia junjung melalui brand usaha sosialnya ini, yaitu women empowerment, cultural sustainability, nature conservation, serta adaptive innovation. Keempat pilar ini kemudian menjadi solusi bagi keresahan yang dimiliki Alex, yakni untuk menciptakan produk yang menarik, berguna, dan tidak membahayakan lingkungan.

Peran Nyata BASE Dukung Kiprah Alex

Keberhasilan Alex dalam mendirikan Ramahija sambil tetap mengedepankan nilai sustainability tidak terlepas dari pengalamannya selama berkuliah di BINUS ASO School of Engineering (BASE). Prof. Fergyanto E. Gunawan, Dr. Eng pada kesempatan yang sama menekannya saat ini, yang terpenting bukan hanya bagaimana seseorang bisa membuat produk, tapi juga menciptakan barang yang tidak membahayakan lingkungan. “Nilai-nilai seperti ini jugalah yang coba kami ajarkan di BASE,” jelas Prof. Fergyanto.

Diakui Prof Fergy, BINUS ASO School of Engineering sangat fokus mengembangkan skill dan kompetensi para mahasiswanya. Dengan harapan, mereka bisa menjadi alumni yang tak hanya membanggakan almamater, tapi juga tanah air, seperti yang telah dilakukan Alexander Kevin Daniel Samara.

“BINUS ASO School of Engineering adalah hasil kolaborasi antara BINUS University dan ASO College Group di Jepang. Melalui dua program studi berkurikulum Jepang yang ditawarkan, yakni Product Design Engineering dan Automotive Robotics Engineering, kami mendorong mahasiswa untuk menjadi spesialis engineering yang berkualitas,” jelasnya.

Tak sekadar kurikulum, BASE juga rutin mengadakan summer program di mana mahasiswa bisa mengikuti internship dan belajar di Jepang secara langsung. Sistem perkuliahan juga diperkuat dengan pemanfaatan teknologi terkini untuk membantu mahasiswa BASE mengoptimalkan potensi serta kemampuan.

Juan dan Gabriel, memperlihatkan karya UKM otomotif

Pada kegiatan Sharing Session Bersama Alumni tersebut juga dihadirkan mahasiswa semester 4 yang berhasil menciptakan Nanoponik, sebuah teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung pertanian pada lahan sempit. Alat yang diciptakan hampir selama 6 bulan tersebut uniknya memiliki sistem kontrol bserupa alat sensor berbasis teknologi informasi  yang memungkinkan asupan air terhadap tanaman bisa dikontrol dengan baik.

Pun dua mahasiswa yang mewakili UKM otomotif. Juan dan Gabriel, mahasiswa penggemar otomotif yang berkuliah di program studi Automotive and Robotics Enginering mengaku senang bisa belajar di BASE.

Baca juga: Binus University, Menjadi Kampus Pertama yang Terdaftar pada Ekosistem Metaverse Nusameta

“Kami tertarik dengan program ke Jepangnya selama sebulan untuk magang industri yang dilaksanakan menjelang semester 7,” jelasnya.

Gelaran dari BINUS ASO School of Engineering yang menghadirkan dekan sekaligus alumni dari kampus ini berlangsung selama 3 hari yakni 17-19 Februari 2023. Diharapkan dari kegiatan tersebut mampu membuka wawasan anak bangsa yang ingin melanjutkan studi di bidang teknik maupun desain. Dengan kurikulum yang up-to-date sesuai tren terkini industri, BINUS ASO School of Engineering berkomitmen untuk membantu mahasiswa menjadi versi terbaik dari dirinya, seperti yang telah sukses dilakukan salah satu alumninya, Alexander Kevin Daniel Samara.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!