25.5 C
Jakarta

BIPA UMM Dipercaya Didik Calon Diplomat Asing

Baca Juga:

MALANG, MENARA62.COM — Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dipercaya Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk mendidik calon diplomat asing. BIPA sebagai lembaga penyedia jasa pengajaran bahasa dan budaya Indonesia akan mendidik 12 calon diplomat dari lima benua melalui program the 12th Promotion to Indonesian Language and Culture for Foreign Diplomats.

Kepala BIPA UMM Dr Arif Budi Wurianto MSi mengungkapkan hal itu kepada wartawan di Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/6/2017). Menurutnya, pemilihan BIPA UMM sebagai penerima mandat dinilai objektif.

Hal ini disebabkan, ketersediaan sarana dan prasarana yang baik, serta kacakapan UMM dalam mengelola jejaring sehingga membuat UMM seringkali dipercaya menjadi tuan rumah dalam sejumlah event internasional. “Terakhir, Senin-Kamis (8-11/5/2017), UMM dipercaya mengelola International Gathering mahasiwa program Darmasiswa RI yang diikuti 540 mahasiswa asing dari 78 negara,” kata Arif.

Dijelaskan Arif, pendidikan calon diplomat merupakan program dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kemenlu RI dan direncanakan berlangsung Juli hingga Agustus. Selama rentang waktu tersebut, para calon diplomat akan belajar bahasa Indonesia tingkat dasar dan budaya Indonesia. Adapun program budaya meliputi outing class yakni pengenalan alam dan budaya di Jawa Timur pada umumnya dan Malang pada khususnya.

“Mereka akan belajar topeng Malangan, membatik, juga karawitan yang akan didukung oleh Lembaga Kebudayaan UMM. Saya kira ini tantangan berat bagi kita, karena hanya dalam satu bulan kita mengajarkan bahasa dan budaya Indonesia kepada mereka,” terang Arif .

Sementara, dalam visitasi yang dilakukan Pusdiklat Kemenlu RI pada 19 Mei lalu untuk mengkonfirmasi program yang ditawarkan. Selain itu secara objektif tim Kemenlu melakukan kunjungan ke fasilitas-fasilitas yang tersedia di UMM, yakni fasilitas pembelajaran, fasilitas sumber daya manusia, faktor pendukung yaitu dukungan dari universitas serta fasilitas-fasilitas yang memungkinkan mereka bisa belajar sesuai dengan standardisasi yang ditetapkan oleh Kementrian Luar Negeri.

“Sebelumnya kegiatan ini terus difokuskan di Jakarta dan Jogja. Untuk pertama kalinya, setelah dua belas tahun, kegiatan diselenggarakan di Jawa Timur khususnya UMM,” terang Arif.

Program ini memiliki nilai tambah bagi UMM, imbuh Arif, terutama pada akreditasi atau akuntabilitas masyarakat khususnya pemerintah. Capaian tersebut sekaligus melengkapi daftar program kerjasama BIPA dengan kementrian lain, di antaranya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan lewat program Darmasiswa, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia melalui Kerjasama Negara Berkembang (KNB), dan terakhir dari Kemenlu melalui program tersebut.

“Dipilihnya UMM untuk menyelenggarakan tersebut sudah memberikan rapot yang baik bagi UMM sekaligus tantangan kita untuk memberikan pelayanan yang profesional dan terbaik bagi mereka,” tandasnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!