31 C
Jakarta

BKKBN Dukung IPeKB Beri Edukasi pada Akseptor Tentang KB Pasca Persalinan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nadional (BKKBN) mendukung langkah Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) bagi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). karena sangat bermanfaat dan membawa energi positif.
Hal itu disampaikan Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo Sp OG (K), saat memberikan arahan pada Musyawarah Daerah Ikatan Penyuluh KB Provinsi Jawa Tengah di Hotel Quest, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/2/2022).
Hadir dalam pertemuan itu, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah drg Widwiono M Kes, Ketua IPeKB Pusat Triyana dan Ketua IPeKB Jawa Tengah Heru Sanyoto, para Koordinator di lingkungan BKKBN Jateng, serta Pengurus IPeKB kabupaten kota se-Jateng .
Hasto mengemukakan, energi positif IPeKB, juga tampak tatkala BKKBN mengusulkan 4000 PPPK. Adanya organisasi ini serta organisasi yang menaungi Penyuluh KB Non-PNS ikut memberikan dorongan dan energi positif.
“Saya sudah bilang pada Pak Tjahjo Kumolo, pada Pak Presiden Joko Widodo, untuk supaya kita ditambah PKB-nya direkrut, kalau tidak didukung suara Anda yang lantang, suara Non-PNS yang lantang kan kita nggak kuat,” tutur Kepala BKKBN.
Di 2022 ini, lanjutnya, BKKBN tengah mengusulkan dikeluarkan Peraturan Menteri PanRB, agar lulusan SMA juga dapat menjadi fungsional PKB. Banyak kepala daerah di Jateng yang tidak punya honorer.
Kebijakan PPPK ini mengambil dari tenaga honorer yang sudah mengabdi, sedangkan kepala daerah dilarang mengangkat tenaga honorer sejak 2015. Diharapkan saat rekrutmen nanti bisa untuk memenuhi persyaratan PPPK.
Pada kesempatan itu, Kepala BKKBN juga memuji kreativitas Penyuluh KB di berbagai daerah.  Gagasan PKB mampu menghidupkan Bangga Kencana di daerah.
“Banyak di antara bapak ibu PKB yang memiliki kreativitas dan mampu menggerakkan kader PPKBD. Sehingga, Balai Penyuluhnya itu regeng, tiap hari atau seminggu berapa kali PPKBD datang ke situ,” ujarnya.
Terkait percepatan penurunan stunting, dikatakan Kepala BKKBN, hal ini merupakan energi baru bagi penyuluh KB dan menjadi perhatian lintas sektor lain. Untuk itu, dia mengajak agar tugas ini tidak dijadikan beban.
“Bapak, Ibu, lebih baik kita ini diperhatikan banyak orang dari pada tidak diperhatikan banyak orang. Hari ini bupati, camat, kepala desa, PKK semua sudah ON untuk “mengroyok” stunting,” kata Kepala BKKBN.
Pencegahan stunting, ujarnya, erat kaitannya dengan spacing atau jarak melahirkan. Jika jarak melahirkannya kurang dari tiga tahun, maka stuntingnya tinggi. Karenanya, kampanye yang pas,  di antaranya adalah KB Pasca Persalinan, pemberian ASI (Metode Amenore Laktasi), pil progesteron only, yang cocok untuk ibu menyusui dan susuk.
“Kita bisa cerita kalau susuk itu bisa langsung dipasang. Hari ini plasenta lepas hari itu juga langsung dipasang, pulang sudah membawa susuk. Ayo, rumah sakit-rumah sakit kita galakkan, kita bermitra sebanyak-banyaknya dengan rumah sakit,” tutirnya.
Dana Bantuan Operasional KB Dana Alokasi Khusus untuk pelayanan sudah diberikan kepada OPD KB di kabupaten kota. Dalam dana tersebut diakomodasi paket untuk penyuluhan, baik kelompok maupun door to door di mana PPKBD dan sub PPKBD bisa dilibatkan di situ.
Tim Pendamping Keluarga disebut Kepala BKKBN sebagai energi baru. Pada tim tersebut terdapat bidan yang akan menjadi kekuatan tersendiri dalam memberikan edukasi pada akseptor seperti KB Pasca Persalinan. Ada pula Kader PKK yang sangat berpengaruh di tengah masyarakat.
“Jika masih ada PKB yang belum banyak temannya di kecamatan, tolong gerakkan mereka itu, kumpulkan di pos KB, cermat dana BOKB yang untuk penyuluhan-penyuluhan tadi. Ada dana untuk pertemuan di kecamatan sebulan sekali,” paparnya.
- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!