MAGELANG, MENARA62.COM — Lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang, Evtah Riskina, Evti Riskina, Fajar Ardi Saputra, Aisah Widyaningsih dan Dhika Dwi Saputra berhasil menciptakan oleh-oleh khas Borobudur. Sovenir khas dari tempat wisata Candi Borobudur tersebut diberi nama Bokabu.
Dijelaskan Evtah, Bokabu berupa tanaman pucuk merah (oleana syzygium) yang dibuat menjadi bonsai. Sedang nama Bokabu merupakan singkatan dari Bonsai Khas Borobudur. Kreasi yang dibimbing Rasidi, MPd ini berhasil memenangkan dana hibah dari Kementerian Riset, Teknologi, Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2017.
Lebih lanjut, Evtah yang juga ketua tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), di Dusun Kedungombo, Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengatakan banyak warga yang menanam tanaman pucuk merah. Tanaman yang memiliki warna kemerahan pada ujung atau pucuk daunnya digunakan sebagai tanaman hias di lingkungan rumah mereka.
Namun kelima mahasiswa UM Magelang memiliki gagasan yang lebih cemerlang. Mereka mempunyak kreasi dengan membuat tanaman pucuk merah lebih indah dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi yaitu dijadikan tanaman bonsai. “Masih banyak warga yang belum menyadari nilai ekonomis pohon pucuk merah itu,” kata Evtah di Magelang, Rabu (7/6/2017).
Untuk mewujudkan idenya, lima mahasiswa UM Magelang melakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan bonsai Bokabu. Sehingga kegiatan ini menjadi peluang usaha bagi warga Dusun Kedungombo, Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang dengan prospek pasar melalui desa wisata tersebut.
Evtah menambahkan, kegiatan pengabdian masyarakat tersebut melibatkan anggota Tim PKM, masyarakat khususnya warga Dusun Kedungombo, Candirejo, Borobudur dan Dosen Pembimbing Tim PKM. Kegiatan ini dilakukan selama enam tahap yakni sosialisasi yang dilakukan akhir bulan Maret. Kedua, pemahaman materi bonsai dari Dinas Pertanian Kabupaten Magelang.
Tahap ketiga, pelatihan pembuatan bonsai pada pertengahan April. “Pada tahap ini, timnya mendatangkan komunitas Penggemar Bonsai Indonesia (PBI) Cabang Megalang,” kata Evtah.
Pada keempat, tim membentuk komunitas bonsai dibantu PBI Magelang dengan diikuti 35 peserta yang sudah mahir membuat bonsai setelah mengikuti pelatihan. Pada tahap kelima, dilakukan pendampingan komunitas yang diikuti oleh ketua dan pengurus komunitas dengan hasil monitoring kegiatan komunitas. Tahap keenam, pemasaran.
Menurut Ersyid, salah satu peserta, pelatihan ini dapat membantu perekonomian warga. Sebab sosialisasi dan pelatihan ini memberikan pengetahuan, wawasan serta motivasi kepada warga agar dapat memanfaatkan tanaman pucuk merah sebagai tanaman bonsai yang dibudidayakan. “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi saya khususnya dan warga di sini pada umumnya. Semoga bonsai Bokabu dapat menjadi tanaman khas Borobudur dan kami mengharapkan bantuan dari tim PKM untuk tetap mendampingi kami ke depannya, ” kata Ersyid.