JAKARTA, MENARA62.COM — Ketua Bidang Perdagangan, Perindustrian, ESDM Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Rama Datau melakukan pertemuan dengan PT Krakatau Steel, salah satu perusahaan BUMN, untuk membahas peluang kemitraan strategis yang bisa dijalin antar kedua pihak.
Dalam pertemuan tersebut, Rama mengatakan bahwa perlu adanya dukungan pemerintah yang besar untuk kemajuan industri pendukung atau industri penyedia bahan baku.
“Kita di Indonesia ini masih sangat bergantung kepada barang-barang material impor. ke depan, pemerintah khususnya melalui BUMN bisa mengeluarkan kebijakan untuk memprioritaskan penggunaan produk buatan dalam negeri. Karena industri kita akan maju apabila industri pendukungnya ikut maju. Jangan hanya industri utamanya saja yang difokuskan oleh pemerintah, melainkan industri pendukungnya juga harus diperhatikan,” ujar Rama di Jakarta, Senin (2/3/2020).
Rama menjelaskan, total nilai CAPEX BUMN mencapai Rp2.400 triliun, angka tersebut lebih besar dari total APBN. Dibutuhkan adanya pemetaan terkait pemanfaatan dari nilai tersebut, proporsinya diserap oleh produk dalam negeri atau produk impor.
“Harapan kami lebih dari 50 persen anggaran tersebut terserap oleh industri dalam negeri bukan diisi oleh produk-produk impor. Kalau ini bisa terjadi, maka harapan pak presiden yaitu akan muncul pengusaha-pengusaha besar baru di Indonesia dapat terwujud,” terangnya.
Menurutnya, Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim merupakan tokoh nasional panutan yang bisa dijadikan contoh dalam cost efficieny.
“Apalagi pak Silmy itu sudah teruji karena sudah berhasil membuat terobosan dengan memangkas rutin cost dari US$30 juta menjadi US$18 juta yang dimana efisiensi sudah berhasil diterapkan,” pungkas Direktur Gobel group itu. (*)