JAKARTA, MENARA62.COM – Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan, secara terus menerus mengimbau masyarakat yang melakukan aktifitas di wilayah aglomerasi Jabodetabek untuk menggunakan angkutan umum.
Pemerintah telah menyediakan banyak fasilitas transportasi masal seperti KRL, MRT dan LRT yang akan melengkapi transportasi massal berbasis rel yang akan dioperasikan dalam waktu dekat, serta transpportasi umum berbasis jalan seperti Trans Jakarta.
“Naik transportasi umum itu keren. Apalagi transpprtasi umum yang tersedia itu sangat aman, nyaman dan berkeselamatan,” kata Direktur Angkutan BPTJ Tatan Rustandi pada webinar : “Kampanye Jalan Hijau. Capek Kan Bawa Kendaraan Sendiri. Kuy Mending Naik Transportasi Umum Aja”, Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Tatan Rustandi mengamati fasilitas transportasi umum yang disediakan pemerintah pusat maupun pemerintah DKI Jakarta sudah cukup banyak. Namun masih perlu dukungan kota-kota penyokong seperti Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang Raya untuk menyediakan fasilitas penunjang seperti tempat parkir yang memadai, sehingga masyarakat mau meninggalkan kendaraannya di daerah asal dan menuju Jakarta dengan angkutan umum.
Sementara, pengamat perkotaan dari Universitas Trisaksi Yayat Supriyatna menjelaskan kemacetan yang terjadi di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan bukan disebabkan oleh masyarakat setempat, melainkan karena limpahan warga Bekasi, Bogor, Depok dan Tangerang Raya serta wilayah Jakarta Timur.
Menurut Yayat, pengguna transportasi masal sebagian besar adalah anak muda atau lazim di sebut kaum milenial. “Saya perhatikan dari sepatunya yang memakai sepatu kets, sepatu basket khas anak muda,” ujarnya.
Sedangkan yang menggunakan kendaraan pribadi biasanya yang usianya di atas 40 tahun dan tergolong sudah mapan. Kebijakan pemerintah DKI Jakarta dengan penerapan ganjil genap menurut musisi Imela K Soetman tidak memberikan efek berkurangnya kemacetan.
“Teman-teman saya yang artis ketika diberlakukan kebijakan ganjil genap malah nambah mobilnya dengan nopol yang ganjil atau genap. Karena ya mereka mungkin mobilitasnya tinggi,” kata vokalis Ten2Five ini.
Kalau selebriti saja mampu beli mobil lebih dari satu apalagi orang-orang kaya. Pantas saja Jakarta tidak pernah tidak macet.(*)