BOGOR, MENARA62.COM — BSI Maslahat melaksanakan Program Pesantren Sehat yang menjangkau pondok pesantren (Ponpes) pelosok atau terpencil yang jarang mendapatkan bantuan. Bulan Januari – Februari 2023, Program Pesantren Sehat dilaksanakan di dua Ponpes yaitu Tarbiyatul Ziqro, Kampung Kawungluwuk, Desa Leuwibatu, Kecamatan Rumpin; dan Nurul Iman Al Muttaqin, Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dijelaskan Manager BSI Maslahat Care Group, Dedi Setiawan Program Pesantren Sehat direncanakan tahun 2022 dan diimplementasikan tahun 2023. Program Pesantren Sehat di Ponpes Tarbiyatul Ziqro dan Nurul Iman Al Muttaqin merupakan kegiatan perdana.
“Sasarannya, pesantren dhuafa yang berada di pelosok pedalaman yang jauh dari fasilitas kesehatan, termasuk kurangnya ketersediaan fasilitas sanitasi dan akses untuk pemenuhan makanan sehari-hari dengan gizi seimbang bagi mereka,” kata Dedi.
Program Pesantren Sehat di Ponpes Tarbiyatul Ziqro dilaksanakan tanggal 29 Januari – 12 Februari 2023. Sedangkan di Ponpes Nurul Iman Al Muttaqin dilakukan tanggal 12 sampai 26 Februari 2023. “Kegiatan berupa pemeriksaan kesehatan santri oleh tim medis dan dilanjutkan pemberian makanan sehat,” ujar Dedi.
Pemeriksaan kesehatan, kata Dedi, diawali dengan screening serta pencatatan data tentang berat badan dan usia. Setelah itu, pelayanan kesehatan untuk melihat lebih detail kondisi kesehatan para santri seperti cek mata, telinga, mulut, kulit, kuku, jantung dan keluhan-keluhan lainnya. Selain itu, juga pemeriksaan gigi dan terakhir, para santri diberikan obat serta vitamin.
“Tahap pertama ini, penerima manfaatnya 100 santri dan santriwati di daerah Bogor. Kami juga baru menargetkan di daerah Kecamatan Rumpin dan Leuwiliang. Nanti di tahap kedua kita akan coba program seperti ini di luar Bogor dan luar Jawa. Program ini hanya dua pekan dan akan dievaluasi. Jika nanti dibutuhkan perawatan lebih lanjut baru kita berikan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan,” jelas Dedi.
Lebih lanjut Dedi menjelaskan Pesantren Sehat merupakan salah satu implementasi tiga pilar BSI Maslahat yakni Masjid, Desa, dan Pesantren. Program Pesantren Sehat fokus pada sisi peningkatan status gizi dan keadaan umum santri. Sebab selama ini pesantren yang berada di pedalaman atau pelosok terkesan kumuh dan kurang menjaga kesehatannya dibanding dengan pesantren modern.
“Kami mendapatkan informasi, daerah yang tidak jauh dari pusat pemerintahan banyak memiliki pesantren. Jika dilihat dari sisi sanitasi, pemenuhan makanan sehari-hari dengan gizi seimbang, serta akses ke fasilitas kesehatan (Faskes) terdekat sangat tidak ideal. Kami berharap, setidaknya selama program ini berlangsung, bisa meningkatkan status gizi para santri,” harap Dedi.
Menurut Dedi, indikator keberhasilan Program Pesantren Sehat adalah adanya peningkatan berat badan para santri dan perbaikan kondisi kesehatannya secara umum. Selain itu ada beberapa edukasi yang diharapkan bisa meningkatkan kognitif atau pengetahuan para santri tentang kesehatan.
Ke depan, harap Dedi, para santri memiliki ilmu dan pengetahuan soal agama serta kesehatan. Sehingga para santri bisa mengedukasi masyarakat sekitarnya dalam hal kesehatan dan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). “Tentu ini harus didahului dengan perbaikan di internal pesantrennya dulu,” kata Dedi. (*)