JAKARTA, MENARA62.COM – Guna lebih mengenalkan produk UMKM ber-SNI kepada masyarakat dan membantu memasarkan produk-produk UMKM melalui platform digital, Badan Standardisasi Nasional (BSN) meluncurkan “Etalase Digital Produk UMKM ber-Standar Nasional Indonesia (SNI)”.
Platform ini akan menjadi sarana pemasaran digital bagi produk UMKM ber-SNI yang akan terkoneksi dengan program pemerintah seperti Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bela Pengadaan. Demikian disampaikan oleh Kepala BSN, Kukuh S. Achmad, pada Launching platform tersebut di Jakarta pada Selasa (30/11/2021).
Kukuh menjelaskan latar belakang peluncuran platform tersebut. Jumlah UMKM di Indonesia saat ini mencapai sekitar 65 juta. Kontribusi UMKM sangat penting dalam menyokong perekonomian Indonesia dimana UMKM memberikan kontribusi 60% dari total PDB Indonesia dan menyerap 97% atau sekitar 120 juta tenaga kerja.
“Meskipun demikian, UMKM Indonesia masih menghadapi permasalahan yang kompleks. Daya saing produk UMKM masih harus ditingkatkan. Banyak produk UMKM yang masih kalah bersaing dengan produk impor baik dari sisi harga maupun kualitas,” ujar Kukuh.
Kukuh mencontohkan, UMKM terkadang kesulitan menembus pasar ekspor. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai kendala diantaranya minimnya pengetahuan tentang informasi pasar luar negeri, kualitas produk belum memenuhi standar, kapasitas produksi tidak kontinyu, biaya sertifikasi yang tidak murah, kemampuan SDM masih rendah, dan kendala lainnya.
Oleh karenanya, BSN sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggung jawab di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian, berkontribusi meningkatkan daya saing produk UMKM melalui pembinaan penerapan dan fasilitasi sertifikasi SNI.
“Dengan sertifikat SNI yang diperoleh, UMKM menjadi lebih percaya diri dalam menjalankan usahanya dan kepercayaan pelanggan meningkat yang pada akhirnya meningkatkan penjualannya,” kata Kukuh.
“Produk UMKM yang sudah mendapat sertifikasi SNI terbukti mampu meningkatkan keberterimaan di pasar nasional maupun global,” tambahnya.
Etalase Digital Produk UMKM ber-SNI yang diluncurkan oleh BSN ini merupakan salah satu kontribusi BSN untuk UMKM. Platform digital ini dikembangkan sebagai etalase produk UMKM Indonesia yang telah memenuhi persyaratan SNI sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kukuh mengatakan, platform digital ini juga merespon era dimana gelombang Revolusi Industri 4.0 telah membawa perubahan fundamental pada berbagai tatanan kehidupan global. Terjadinya peningkatan yang sangat cepat pemanfaatan Artificial Intelligence (AI), Internet of Things, Human-Machine Interface, dan merebaknya fenomena sharing economy.
“Pemanfaatan teknologi informasi telah mendisrupsi berbagai kegiatan manusia, termasuk dalam transaksi perdagangan. Kegiatan perdagangan menjadi sangat terbuka lebar termasuk bagi UMKM,” jelas Kukuh.
Para pelaku UMKM pun telah memanfaatkan platform sosial media dan marketplace untuk mempromosikan produk yang dihasilkan. Hingga saat ini diperkirakan baru 15,9 juta atau sekitar 24% dari 65 juta pelaku UMKM yang telah memanfaatkan integrasi menuju teknologi digital. Dan ini harus ditingkatkan lagi.
Dengan gambaran di atas maka Etalase Digital Produk UMKM ber-SNI merupakan bentuk dukungan pemerintah bagi para pelaku UMKM yang telah menghasilkan barang dan atau jasa yang telah memenuhi SNI untuk mempromosikan produknya yang setiap waktu dapat diakses oleh calon pembeli dalam negeri maupun luar negeri.
“Upaya ini adalah bentuk dukungan untuk memperkuat Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang dicanangkan oleh Bapak Presiden RI pada 14 Mei 2020. Dan juga menjadi bagian dari percepatan digitalisasi ekonomi sesuai arahan Bapak Presiden RI dan juga untuk meningkatkan daya saing UMKM di tingkat nasional dan global. Selain itu, masyarakat dapat memperoleh akses eksklusif terhadap produk asli Indonesia berkualitas yang dibuktikan melalui pemenuhan persyaratan SNI,” tegas Kukuh.
Apresiasi atas diluncurkannya Etalase Digital Produk UMKM ber-SNI serta dukungan fasilitasi sertifikasi Standar Nasional Indonesia disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Panjaitan dalam pembukaan dan sambutannya dalam Peluncuran Etalase Digital Produk UMKM ber-SNI.
“Tembusnya produk UMKM nasional di pasar global merupakan salah satu cita-cita Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia sebagai program yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pendampingan UMKM. Untuk mencapainya, diperlukan keselarasan atas kualitas produk dan jasa yang dihasilkan dengan standar dari masing-masing segmentasi pasarnya,” ujar Luhut.
Oleh karena itu, lanjutnya, penerapan SNI menjadi salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk menjawab tantangan dalam pengembangan sektor UMKM, yakni legitimasi atas kualitas produk UMKM. Hal ini bersifat krusial, sebab dengan ditetapkannya standar maka akan menjadi acuan bagi para pelaku UMKM untuk terus meningkatkan kualitas dan kreativitasnya.
Luhut mengungkapkan salah satu poin penting dalam penguatan UMKM adalah ketersediaan sarana dan prasarana. Semakin gencar produk-produk UMKM nasional dipromosikan, maka akan semakin besar pula peluang produk UMKM tersebut dikenal lebih luas.
“Saya berharap diluncurkannya Etalase Digital Produk UMKM ber-SNI pada hari ini akan berkontribusi meningkatkan perhatian dan antusiasme untuk mendukung UMKM nasional,” pungkas Luhut.
Selain diluncurkannya Etalase Digital Produk UMKM ber-SNI yang dihadiri Menteri Badan Usaha Milik Negara RI, Erick Thohir; serta Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki juga dirangkaikan kegiatan penyerahan sertifikat SNI secara virtual kepada 52 pelaku UMKM yang sudah berhasil mendapatkan Sertifikat SNI produk, sertifikat sistem manajemen SNI ISO 9001 dan sertifikat HACCP.
UMKM ini berasal dari Propinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, dan NTT.
Dalam pembinaan penerapan SNI kepada UMKM tentunya BSN tidak sendiri. Pada tahun 2021 ini BSN, bersinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak baik kementerian, Lembaga, Bank Indonesia, BUMN, Perguruan tinggi, sektor swasta dalam pembinaan dan fasilitasi sertifikasi SNI. Antara lain, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, PT Pupuk Kaltim, dan PT Amka. BSN mendorong semakin banyak para pihak yang ikut berkontribusi dalam fasilitasi sertifikasi SNI kepada UMK. Untuk UMKM Tangguh dan Indonesia Tumbuh.