27.8 C
Jakarta

BSN: SNI ISO 14064 Bisa Jadi Acuan Mengukur Emisi Gas Rumah Kaca

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menyusun dan menetapkan seri SNI ISO 14064 mengenai Gas Rumah Kaca. SNI yang mengacu pada standar internasional ISO tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengukur, memantau, melaporkan dan memverifikasi emisi gas rumah kaca.

“Pengukuran kualitas udara dan perubahan iklim menggunakan standar tersebut dapat menghasilkan data yang valid dan ilmiah,” kata Kepala BSN, Bambang Prasetya di sela-sela acara 17th Workshop of APMP/TCQM Gas Analysis Group dan 2019 APMP/Focus Group Workshop on Climate Change and Clean Air, yang berlangsung 5-7 Agustus 2019 di Yogyakarta dalam siaran persnya, Rabu (7/8/2019).

Selain itu, BSN sebagai sekretariat Komite Akreditasi Nasional (KAN) dapat mengakreditasi organisasi/badan pihak ketiga yang mengimplementasikan ISO/IEC 14065:2013, SNI ISO 14064-3:2009, dan ISO 14066:2011 untuk memvalidasi dan memverifikasi gas rumah kaca.

Laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) BSN diakui telah mengembangkan standar pengukuran nasional terkait dengan sifat fisik atmosfer seperti suhu, kelembaban, dan kecepatan angin. Selain itu juga pengukuran sifat kimia atmosfer seperti konsentrasi gas di udara ambien dan gas rumah kaca.

Menurut Bambang, sebagai Lembaga Metrologi Nasional Indonesia, Deputi SNSU BSN memiliki tanggung jawab untuk merealisasikan standar pengukuran nasional di Indonesia dan menyebarluaskan nilai standar tersebut kepada pengguna akhir, melalui layanan kalibrasi dan penyediaan Certified Reference Material (CRM).

Sementara itu, Deputi SNSU BSN, Hastori menjelaskan, standar-standar terkait metrologi fisika dan kimia yang telah dikembangkan oleh SNSU BSN dapat langsung mendukung Laboratorium atau Stasiun pemantauan kualitas udara dan gas rumah kaca di Indonesia dalam memeperoleh hasil pengukurannya telah tertelusur ke unit Sistem Internasional.

Pembuatan kebijakan terkait pengendalian kualitas udara dan mitigasi perubahan iklim oleh pemerintah harus didukung data kondisi udara atmosfer yang valid dan akurat.

“Metrologi sebagai pengukuran sains memiliki peran penting untuk memastikan validitas hasil pengukuran dengan membandingkannya pada standar pengukuran yang dapat tertelusur ke Sistem Unit Internasional (SI),” terang Hastori.

Dalam waktu dekat, BSN juga akan membentuk Komisi  Teknis (Komtek) terkait Perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk ruang lingkup Analisa Gas dalam upaya menjamin ketertelusuran pengukuran gas di Indonesia. Komisi Teknis tersebut  beranggotakan stakeholders yang terdiri dari unsur pemerintah/regulator, produsen, konsumen dan tenaga ahli/akademisi.

Komisi teknis ini diharapkan dapat menghasilkan SNI di bidang pengukuran gas yang dapat dijadikan acuan oleh para stakeholders sehingga terbentuknya kesepahaman yang sama diantara stakeholder mengenai ketertelusuran pengukuran gas.

Workshop 17th Workshop of APMP/TCQM Gas Analysis Group dan 2019 APMP/Focus Group Workshop on Climate Change and Clean Air  yang diselenggarakan oleh BSN membahas sejumlah topik mengenai metrologi untuk perubahan iklim dan udara bersih yang disampaikan oleh 17 orang ahli dari Lembaga Metrologi Nasional dari berbagai negara seperti Tiongkok, Jepang, Korea, Taiwan, Afrika Selatan, Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Selain dihadiri oleh delegasi Lembaga Metrologi Nasional luar negeri, workshop ini juga dihadiri oleh sekitar 39 peserta stakeholder lokal dari sektor energi, lingkungan, universitas dan produsen standar gas.

Dengan tersedianya standar nasional pengukuran untuk menentukan sifat atmosfer, diharapkan dapat diperoleh data kondisi udara atmosfer yang valid, handal, dan kuat berdasarkan bukti ilmiah, sehingga pemerintah dapat membuat kebijakan terkait pengendalian kualitas udara dan mitigasi perubahan iklim yang efektif.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!