JAKARTA, MENARA62.COM – Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan pengukuran untuk berbagai keperluan, mulai dari perdagangan, industri, kesehatan, transportasi, hingga pengembangan sains. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang dapat diterima oleh semua orang di dunia, dibutuhkan sistem pengukuran yang diakui secara internasional.
Metrologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran, kalibrasi dan akurasi di bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan metrologi yang berbasis pada satuan ukuran dalam Sistem Internasional Satuan (The International System of Units –SI).
SI merupakan buah dari Konvensi Meter, yaitu kesepakatan antar negara pada 20 Mei 1875 untuk menciptakan suatu sistem pengukuran yang konsisten. SI menetapkan definisi untuk tujuh satuan dasar, yaitu sekon, meter, kilogram, ampere, kelvin, kandela dan mole. Untuk memperingati penandatanganan konvensi tersebut, setiap tanggal 20 Mei kemudian dinyatakan sebagai Hari Metrologi Dunia.
Dalam sejarahnya, definisi untuk tiap-tiap satuan dasar tersebut pernah mengalami beberapa kali redefinisi, sejalan dengan meningkatnya sains dan juga meningkatkanya kebutuhan akan pengukuran yang lebih teliti.
Hingga baru-baru ini, hanya kilogram sebagai satuan dasar massa yang masih didefinisikan berdasarkan artefak atau benda fisik, yaitu massa prototipe kilogram yang terbuat dari campuran platinum–iridium, sementara satuan dasar lainnya ditetapkan berdasarkan beberapa konstanta fisika. Namun, timbul keraguan karena diketahui bahwa prototipe kilogram tersebut telah mengalami penyusutan sejak ditetapkan sebagai standar internasional pada tahun 1889. Untuk mengatasi masalah ini, para ilmuwan di berbagai negara telah melakukan berbagai kolaborasi riset yang membuahkan definisi baru bagi kilogram serta tiga satuan lain yaitu ampere, kelvin, serta mole.
Tanggal 16 November 2018, Konferensi Umum Timbangan dan Takaran (CGPM) di Paris melakukan voting untuk mengesahkan proposal revisi SI yang telah dipersiapkan selama beberapa tahun. Revisi SI tahun 2018 ini penting karena mengubah basis definisi sehingga semua satuan dasar terhubung langsung dengan konstanta alam yang jauh lebih pasti.
Akhirnya pada hari ini, 20 Mei 2019, yaitu Hari Metrologi Dunia ke-144, definisi baru satuan-satuan SI resmi berlaku.
Sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang bertugas dan bertanggung jawab di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian, Badan Standardisasi Nasional (BSN) pun turut memperingati Hari Metrologi Dunia.
“Tahun ini, BSN akan menyelenggarakan Simposium dan Workshop Metrologi dengan tema Harmonisasi Redefinisi Sistem Internasional Satuan Ukuran dan Kurikulum Pendidikan Nasional di Auditorium Gedung BPPT II, pada Selasa, 21 Mei 2019,” ujar Pelaksana Tugas Direktur Standar Nasional Satuan Ukuran Mekanika, Radiasi, dan Biologi BSN, Agustinus Praba Drijarkara di Jakarta (20/05/19).
Dalam acara tersebut, BSN akan menyosialisasikan redefinisi sistem satuan internasional (SI). Acara ini pun akan menghadirkan para narasumber dari bidang pendidikan. “Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Mohamad Nasir akan menjadi pembicara utama dalam acara ini,” jelas Praba.
Praba menilai, perubahan definisi SI ini merupakan tonggak sejarah menuju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih tinggi dan akan menjadi basis yang kuat untuk pengembangan ilmu pengetahuan di masa depan serta penerapannya bagi kesejahteraan umat manusia.