JAKARTA, MENARA62.COM — Setelah pascaterbitnya Surat Keputusan 004 dari Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah tentang pendirian satu Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) satu Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) di berbagai daerah, Induk BTM tahun ini langsung tancap gas dan akan menggagas terselenggaranya konsolidasi nasional microfinance Muhammadiyah. Ketua Induk BTM Achmad Suud dalam rapat koordinasi dengan pengurus Induk BTM kemarin Kamis (1/2/2018) di kantor Induk BTM di jln Menteng Raya No. 62 Jakarta Pusat, mengatakan, bahwa konsolidasi nasional microfinance Muhammadiyah sangat penting, hal ini tidak lepas dari revitalisasi dan resistensi microfinance yang penuh dengan dinamika, sangat diperlukan terobosan-terobosan baru.
Untuk itu, tambah Suud, BTM sebagai sebuah entitas microfinance yang ada di negeri ini harus mampu menawarkan sebuah gagasan yang berkemajuan dalam mendorong microfinance bisa berkembang di republik ini. “Itulah kenapa kami dari induk BTM menggagas konsolidasi nasional microfinance Muhammadiyah,” ucapnya.
Konsolidasi microfinance Muhammadiyah sangat diperlukan, karena selama ini jejaring microfinance Muhammadiyah sudah berkembang sangat luas. Seperti BTM yang ada di Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan Lampung. Begitu pula gerakan microfinance Aisyiyah seperti Koperasi Syariah Aisyiyah yang tersebar di berbagai daerah, tak boleh dipandang sebelah mata. Oleh karena itu, pada acara konsolidasi nasional microfinance, merupakan sebuah keniscayaan untuk segera dilakukan sebagai bagian dalam mengembangkan pilar ketiga Muhammadiyah.
Sementara Direktur Eksekutif Induk BTM Agus Yuliawan, pada kesempatan yang sama mengatakan, bahwa konsolidasi nasional microfinance bukan hanya sekadar seremonial saja, tapi sebuah strategi dalam membumikan sistem ekonomi syariah di lingkungan warga Muhammadiyah. Hal ini tidak lepas dari keputusan PP Muhammadiyah tentang bunga bank adalah haram.
Selain itu juga, dalam acara tersebut Induk BTM mempertegas kembali perlunya sebuah integrasi antaramal usaha Muhammadiyah. Dengan adanya integrasi tersebut memudahkan BTM untuk bersinergi dan berkembang di lingkungan Muhammadiyah. “Jadi konsolidasi tersebut merupakan otokritik kita semua sebagai warga Muhammadiyah bahwa kita saling bersama sama dalam gerakan dakwah dan tak bisa sendiri sendiri,” tandasnya.
Terkait dengan tempat konsolidasi nasional microfinance, pihak Induk BTM masih mencari tempat yang pas dan direncanakan di Yogyakarta. Dalam acara tersebut juga hadir para stakeholder keuangan mikro nasional, para akademisi Muhammadiyah dan praktisi keuangan mikro Muhammadiyah.
Kita berharap, kata Agus, acara tersebut merupakan arah baru bagi pengembangan microfinance Muhammadiyah untuk lebih kuat, sehat dan bermanfaat bagi umat. (Agus Y)