“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (Q.S. Al-Baqarah: 155-156)
Ash-Shabru nishf al-iman, kesabaran itu separuh keimanan. Demikian diungkapkan oleh Rasulullah Saw. pada sebuah kesempatan. Ungkapan tersebut menunjukkan betapa pentingnya sikap sabar.
Ya, kesabaran akan menolong kita dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Ash-Shabru yu’inu ‘ala kulli amalin. Kesabaran juga merupakan kunci kesuksesan. Hanya orang-orang yang sabarlah yang akan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan.
Al-Maraghi dalam tafsirnya, ketika menjelaskan makna sabar pada ayat di atas menyatakan bahwa sikap sabar ditunjukkan dengan mengucapkan kalimat istirja, yaitu inna lillahi wa inna ilaihi raji’un dengan penuh penghayatan. Dalam pengertian mengimani segala ketetapan (qadla) serta takdir (qadar) Allah dengan sepenuh hati.
Lebih lanjut Al-Maraghi menegaskan, bahwa makna sabar di sini bukan berarti menafikan kesedihan ketika ditimpa musibah. Karena kesedihan ini adalah sebuah sikap manusiawi yang menunjukkan perasaan seseorang.
Al-Maraghi kemudian mengutip sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, “Sesungguhnya Nabi Saw. menangis ketika putranya (Ibrahim) meninggal dunia. Kemudian Para sahabat bertanya: “Bukankah engkau melarang kami melakukan hal itu (menangis)?” Nabi Saw. menjawab: “Sesungguhnya ini menunjukkan rasa sayang.” Kemudian Nabi Saw. berkata: “Seungguhnya air mata mengalir, hati pun sedih. Dan tidak ada yang aku katakan kecuali aku ridla dengan Tuhanku, dan aku sedih dengan kepergianmu wahai Ibrahim.”
Hadis di atas menunjukkan betapa sedihnya Rasulullah SAW ketika putranya yang bernama Ibrahim meninggal dunia. Kesedihan Rasullullah SAW atas musibah yang menimpanya bukan berarti beliau tidak sabar atas musibah, tetapi merupakan sikap manusiawi yang menunjukkan perasaan seseorang atas apa yang menimpanya.
Ayat di atas juga menunjukkan bahwa ada kabar gembira bagi orang-orang yang sabar, yaitu mereka yang ketika ditimpa musibah kemudian dengan penuh keridlaan mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Seungguhnya kita ini milik Allah dan kita akan kembali kepada-Nya.
Imam Muslim meriwayatkan hadis dari Ummu Salamah, bahwa beliau mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Tidaklah seorang hamba yang ditimpa musibah, kemudian mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, Ya allah berikanlah pahala atas musibah yang menimpaku, serta gantilah dengan yang lebih baik darinya, kecuali Allah akan memberikan pahala kepadanya dan mengganti dengan yang lebih baik darinya.”
Dari keterangan hadis di atas jelaslah bahwa Allah akan menghadirkan buah kesabaran berupa kebaikan, pahala serta ganti yang lebaih baik kepada orang-orang yang sabar atas musibah yang menimpanya.
Selalu ada hikmah di balik musibah, selalu ada kebaikan di balik penderitaan, selalu ada kemudahan dibalik kesulitan, selalu ada pelajaran di balik suatu peristiwa. Dengan demikian bersabarlah, maka Allah akan menghadirkan kegembiraan dan kebahagiaan.
Ruang Inspirasi, Ahad, 2 Februari 2020.